REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan industri pulp, kertas, dan kayu olahan termasuk penyumbang utama kinerja ekspor dan permintaan dalam negeri di lanskap industri hilir berbasis hasil hutan.
"Pada 2022, kinerja ekspor industri hilir berbasis hasil hutan mencapai 15 miliar dolar AS, dengan impor senilai 4,68 miliar dolar AS," kata Putu melalui pernyataan tertulis, Jumat (8/9/2023).
Putu mengatakan industri pulp-kertas serta kayu olahan juga merupakan penyumbang utama dalam hal serapan tenaga kerja dan pertumbuhan investasi di industri hilir hasil hutan. Menurut Putu, sebanyak 2,83 juta orang tenaga kerja terlibat di industri berbasis hasil hutan. Industri tersebut juga mengalami peningkatan investasi menjadi Rp 43,97 triliun pada 2022 dari Rp 16,5 triliun pada 2015.
Putu mengatakan, peningkatan nilai tambah produk hasil hutan melalui hilirisasi merupakan sebuah keniscayaan dalam rangka membuka lebih banyak lapangan kerja, meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Kemenperin melakukan sejumlah strategi untuk memaksimalkan hilirisasi hasil hutan, terutama terkait dengan industri pulp-kertas serta industri kayu olahan dan furnitur. Beberapa strategi dalam industri pulp-kertas termasuk fasilitasi investasi pada produk hilir kertas kemasan seperti kertas kemasan aseptik yang selama ini diimpor serta inovasi hilirisasi produk berupa serat rayon viscose sebagai substitusi terhadap impor kapas.
Sedangkan dalam industri kayu olahan dan furnitur, Kemenperin menjalankan strategi peningkatan produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan, penguatan media promosi produk, peningkatan produksi furnitur ramah lingkungan, serta penguatan riset referensi pasar furnitur. "Sehubungan belum membaiknya pasar ekspor tradisional terdampak resesi ekonomi global, maka dilakukan upaya pengalihan ke pasar domestik dan perluasan tujuan ekspor ke pasar non-tradisional," kata Putu.
Kemenperin menargetkan kontribusi produk domestik bruto (PDB) industri hilir berbasis hasil hutan dapat meningkat menjadi 8 persen pada 2024. Diketahui pada 2022, menurut catatan Putu, kontribusi PDB industri hilir hasil hutan terhadap PDB non-migas sebesar 7,78 persen.