REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali memberikan edukasi keuangan kepada diaspora Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berkerja di Tokyo dan kota-kota industri lainnya di Jepang.
Mengambil tema “Diaspora Cakap Keuangan, Diaspora Sejahtera”, edukasi tersebut digelar bertujuan untuk membekali diaspora dalam melakukan perencanaan keuangan dengan matang, melakukan investasi dengan baik dan tidak terjebak pada investasi ataupun pinjaman online ilegal yang sangat merugikan.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi pun menyampaikan apresiasinya kepada BNI dan OJK atas inisiatif terselenggaranya edukasi daring tersebut. “Kehadiran teman-teman semua di sini menunjukkan komitmen dalam memahami persoalan manajemen keuangan yang cerdas dan bijak. Apresiasi saya untuk OJK dan BNI atas inisiatif penyelenggaran acara ini,” ujar Heri, dalam siaran persnya.
Menurut Heri, edukasi dari BNI ini memberikan wawasan berharga tentang mengelola pendapatan, mengatur keuangan dan membangun tabungan yang stabil untuk masa depan.
Menurutnya diaspora harus memiliki perencanaan keuangan yang matang dan investasi keuangan yang baik, sebab hal tersebut dapat mendukung kesejahteraan mereka dan keluarga, serta berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Hal tersebut diamini oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi atau yang akrab di sapa Kiki. Ia menegaskan diaspora merupakan salah satu penopang tumbuhnya perekonomian dan juga pengungkit produktivitas perekonomian nasional.
Kehadiran diaspora telah berkontribusi terhadap penerimaan negara melalui remitansi yang tidak hanya bermanfaat bagi kesejahteraan keluarga pekerja namun juga berperan penting sebagai katalisator dalam meningkatkan devisa negara.
“Oleh karena itu kita semua harus memberikan dukungan terhadap pekerja migran dan diaspora Indonesia dimanapun berada untuk mengoptimalkan potensinya dan juga sebagai agen perubahan di dalam negeri,” ujar Kiki.
Kiki merinci, berdasarkan laporan Bank Indonesia, pekerja migran Indonesia berkontribusi terhadap devisa negara sebesar 9,71 miliar dolar AS selama 2022.
Jumlah tersebut naik enam persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 9,16 miliar dolar AS. Kontribusi ini berasal dari sisi ekonomi, dan juga mempunyai dampak sangat signifikan terhadap pembangunan sosial, peningkatan keterampilan SDM, transfer teknologi, dan lain-lain.
Senada, Direktur Wholesale & International Banking BNI Silvano Rumantir juga berharap edukasi tersebut memberikan pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan keuangan dan investasi bagi para diaspora.
"Para diaspora di Jepang memiliki penghasilan yang cukup baik, sehingga edukasi penting untuk mereka agar tidak menjadi sasaran empuk pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab," ujar Silvano.