Selasa 15 Aug 2023 14:53 WIB

Erick Ungkap Strategi Birukan Kembali Langit Jakarta

Erick Thohir mengatakan, polusi udara menjadi tantangan bersama untuk diatasi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, polusi udara menjadi tantangan bersama untuk diatasi. Erick mengatakan, tiga hal yang menyebabkan tingginya polusi udara di Jakarta ialah kendaraan, pabrik, dan pembangkit listrik.

"Salah satu solusi yang bisa kita lakukan adalah dengan menggunakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan," ujar Erick dalam Seminar Nasional Universitas Al Azhar Indonesia di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Baca Juga

Erick terus mendorong BUMN melakukan intervensi dengan akselerasi industrialisasi sektor pangan, salah satunya gula yang memiliki fungsi turunan sebagai biofuel. Erick menyebut, ethanol yang berasal dari tebu bisa mengurangi emisi kendaraan bermotor. 

"Kita harus intervensi, kalau kita khawatir polusi, ya mau tidak mau, melakukan perubahan dalam hidup kita. Salah satunya penggunaan motor dan mobil listrik, lalu penggunaan biofuel. Ini menjadi salah satu langkah untuk membuat langit kita kembali biru," ucap Erick. 

Erick menyampaikan hal ini sejalan dengan model pembangunan yang menekankan pada knowledge based economy. Erick mengatakan, penggunaan kendaraan listrik atau EV dan  penggunaan biofuel menjadi salah satu cara dalam menurunkan tingkat polusi udara di Indonesia. 

Erick mengatakan Indonesia perlu mencontoh Brasil yang telah sukses menerapkan penggunaan biofuel. Terlebih, Indonesia punya sumber daya alam (SDA) yang harus terus dihilirisasi dan meningkatkan nilai keekonomiannya. 

"Ingat kita bukan negara yang swasembada BBM lagi. Itu era 1980-an. Artinya, industri gula yang hari ini lebih banyak impor daripada produksinya. Ini yang harus kita lawan ke depan, harus kita ubah, masak impor terus. Padahal gula tidak hanya dibutuhkan hanya untuk konsumsi tapi juga untuk kehidupan, untuk kendaraan," kata Erick. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement