Sabtu 05 Aug 2023 15:23 WIB

Tertarik Trading Kripto? Simak Dulu Tips Ini

Jangan menaruh semua uang di aset kripto, diversifikasi ke instrumen investasi lain.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
 Sejumlah mata uang kripto di dunia, Bitcoin (bawah kanan), Ethereum (tengah), Ripple (kanan), dan Cardano (kiri).
Foto: EPA
Sejumlah mata uang kripto di dunia, Bitcoin (bawah kanan), Ethereum (tengah), Ripple (kanan), dan Cardano (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Trading aset kripto telah menjadi pilihan investasi bagi makin banyak orang saat ini. Bitcoin, Ethereum, dan aset kripto lainnya semakin populer di Indonesia.

Badan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, jumlah investor kripto mencapai angka 17,4 juta individu pada Mei 2023. Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan, popularitas aset kripto tak menjadi jaminan memberikan keuntungan untuk semua investor.

Baca Juga

"Investor pemula perlu banyak mempelajari dan melakukan riset tentang cara trading kripto yang benar sehingga mampu memanfaatkan peluang dengan baik," kata Panji.

Panji menjelaskan, trading kripto adalah aktivitas transaksi digital yang melibatkan aset kripto. Aktivitas tersebut dapat berupa tukar-menukar satu aset kripto dengan aset kripto lain, serta menjual atau membeli aset kripto dengan mata uang resmi untuk memperoleh keuntungan.

Sebelum memulai trading aset kripto, ada baiknya investor memahami karakteristik dari aset kripto. Sebab, karakter aset kripto berbeda dari instrumen investasi lainnya. Harga Aset kripto dipengaruhi beberapa faktor seperti supply and demand, tingkat adopsi, kegunaan teknologi, hingga kondisi makroekonomi.

"Faktor-faktor tersebut membentuk harga aset kripto dan tidak langsung dapat mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi," kata Panji.

Selain itu, transaksi aset kripto berlangsung 24 jam, tujuh hari sepekan dan berskala internasional. Setiap orang dapat berpartisipasi dalam trading kripto selama terhubung dengan internet sehingga menyebabkan aset kripto likuid.

Untuk memulai investasi aset kripto, investor dapat melakukan trading aset kripto dengan satuan terkecil, yang jumlahnya berbeda-beda. Untuk Bitcoin, transaksi satuan terkecil hingga pecahan delapan desimal atau dikenal dengan 1 satoshi.

"Misal harga 1 Bitcoin sebesar 29.000 dolar AS atau sekitar Rp 440 juta, investor aset kripto dapat dengan mudah membeli Bitcoin mulai dari Rp 15.000 di aplikasi Ajaib Kripto," kata Panji.

Setelah memahami hal tersebut, maka investor aset kripto mulai dapat melakukan trading dan investasi kripto. 

Berikut ini adalah empat langkah cara trading kripto bagi pemula:

1. Pilih platform trading aset kripto yang legal dan berizin sesuai undang-undang. Bappebti telah merilis 23 pedagang aset kripto yang beroperasi resmi di Indonesia, salah satunya adalah Ajaib Kripto.

Hati-hati berurusan dengan platform trading kripto yang tidak berizin. "Sebab banyak sekali modus penipuan berkedok investasi aset kripto," kata Panji.

 

2. Pahami latar belakang aset kripto yang ingin diinvestasikan atau trading. Lakukan penelitian yang mendalam tentang aset kripto tersebut, pahami teknologinya, tim pengembangnya, dan apakah ada masalah teknis atau keamanan yang terjadi sebelumnya.

 

3. Lakukan analisis teknikal untuk mengidentifikasi momen beli dan jual yang tepat bagi aset kripto. Gunakan fitur analisi teknikal yang terdapat di dalam Ajaib Kripto, yang dapat membantu investor dan trader untuk mengetahui besarnya sinyal beli dan jual dari sebuah aset kripto.

"Manfaatkan berbagai indikator seperti indikator Oscillator yang berguna untuk melihat sinyal kondisi pasar apakah sedang jenuh beli atau jenuh jual dan Moving Average untuk menampilkan harga rata-rata sebuah aset kripto dalam suatu periode. Jangan berinvestasi hanya karena mendengar bisikan orang yang tak dikenal," kata Panji.

 

4. Hindari menaruh semua modal dalam satu aset kripto. Pilihlah beberapa aset kripto untuk dikoleksi. Bisa juga membuat portofolio terdiversifikasi yang terdiri atas aset kripto, saham, dan beberapa jenis aset keuangan lain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement