REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menyatakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Pulau Gelasa, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat menurunkan emisi karbon di Indonesia. "Rencana pembangunan PLTT ini tentunya sejalan dengan program pemerintah pusat yang menginginkan zero emission 2060," kata Plt Kepala Bapeten Sugeng Sumbarjo saat menghadiri kegiatan sosialisasi pembangunan PLTT Pulau Gelasa di Desa Batu Bariga, Bangka Tengah, Sabtu (29/7/2023).
Ia menyatakan PLTT menjadi salah satu solusi paling potensial pengganti pembangkit batu bara. Karena tenaga thorium dianggap menjadi sumber energi listrik termurah oleh para ahli energi selain tenaga matahari, tenaga angin dan lainnya.
"Justru PLTT tidak menyumbangkan karbon, karena bentuknya di dalam atom yang mengeluarkan energi, simpel seperti itu sebenarnya. Sama sekali tidak ada pembakaran," kata Sugeng.
Menurut dia, pembangunan PLTT ini justru dalam rangka memenuhi green energy dan ramah lingkungan. "Dengan adanya wacana pendirian PLTT di Pulau Gelasa ini, tentunya secara nasional kita bisa mengurangi emisi karbon," kata dia.
Namun demikian, lanjut Sugeng, keputusan akhir dari pembangunan PLTT di Pulau Gelasa tersebut, masih harus mendapatkan persetujuan, khususnya dari masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya warga di sekitar Pulau Gelasa. "Keputusan akhir pembangunan PLTT ini adalah keputusan negara. Artinya, harus disetujui banyak pihak dan undang-undang energi baru dan terbarukan sedang dibahas di DPR," ungkapnya.