REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat energi Inas Nasrullah Zubir menilai PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki pengalaman melakukan eksplorasi, pengembangan, serta produksi migas laut dalam baik di Indonesia maupun luar negeri untuk mengelola Blok Masela.
Pengambilalihan saham Shell di Blok Masela oleh PT Pertamina (Persero) melalui PHE merupakan upaya yang patut disambut positif. "Dengan mengelola laut lepas termasuk Blok Masela, ke depan PHE akan lebih berpeluang untuk pengerjaan wilayah kerja lain. Tawaran akan semakin banyak, termasuk mengerjakan hal serupa di negara lain," ujar Inas di Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Pada 25 Juli 2023, PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Upstream PHE menandatangani perjanjian jual beli untuk mengakuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS) di Blok Masela. PHE bekerja sama dengan Petronas melalui Petronas Masela Sdn,Bhd(Petronas Masela) mengambil alih 35 persen kepemilikan Shell di blok tersebut dengan porsi PHE20 persen dan 15 persen dimiliki Petronas Masela.
Inas menegaskan kinerja Pertamina, termasuk PHE sekarang sudah bagus, untuk itu tinggal dukungan dari negara saat mengelola Blok Masela. Dukungan tersebut, tambahnya, harus datang dari pemerintah maupun DPR sehingga tidak akan menghambat kerja PHE, salah satunya adalah pemberian tax holiday bagi Pertamina dalam mengelola blok tersebut.
"Jangan (perusahaan) asing saja yang dapat. Pertamina juga seharusnya dapat," kata dia.
Selain itu, dia mengusulkan bea untuk impor peralatan pengeboran kalau perlu nol persen, karena hal tersebut sangat penting untuk Pertamina bekerja. Namun demikian, Inas juga mengingatkan agar PHE cermat dalam membuat perhitungan mengerjakan Blok Masela.