Rabu 26 Jul 2023 14:52 WIB

Puluhan Bendungan Dibangun Selama Pemerintahan Jokowi, Apa Manfaatnya?

PUPR menargetkan 61 PSN bendungan selesai dibangun pada 2024.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Bendungan Cipanas berkapasitas 250,8 juta meter kubik siap diresmikan September 2023 mendatang untuk mendukung kawasan Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana).
Foto: Dok PUPR
Bendungan Cipanas berkapasitas 250,8 juta meter kubik siap diresmikan September 2023 mendatang untuk mendukung kawasan Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan sebanyak 61 proyek strategis nasional (PSN) bendungan akan selesai dibangun hingga tahun 2024 mendatang. Pembangunan bendungan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan langsung oleh para petani yang selama ini masih mengandalkan air hujan. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan, Indonesia memiliki total 7,3 juta lahan irigasi. Namun, tercatat pada 2014 lalu atau saat dimulainya pemerintahan Joko Widodo,  baru sekitar 11 persen lahan irigasi atau sekitar 19 ribu hektare yang diairi oleh bendungan. Sisanya, mengandalkan irigasi teknis yang bersumber dari air hujan. 

Baca Juga

Adapun salah satu lahan irigasi yang cukup sentral yakni area persawahan untuk memproduksi komoditas pangan.  

“Lahan yang sudah disuplai air bendungan, dia bisa tanam dua kali (setahun), lainnya tadah hujan, pasti tanamnya hanya satu kali, itu tidak bisa diatur, tidak bisa diukur,” kata Basuki di Jakarta, Rabu (26/7/2023). 

Basuki mengungkapkan, dari total 61 proyek bendungan, telah terbangun 36 bendungan dengan total kapasitas 1,9 juta meter kubik. Nantinya, bila target 61 bendungan rampung tepat waktu pada tahun depan, lahan irigasi yang dapat diairi oleh bendungan bakal naik menjadi 19 persen atau 1,4 juta hektare. 

Dengan kata lain, lahan persawahan yang selama ini mengandalkan air hujan bisa memperoleh suplai air secara terus menerus dan berdampak pada produktivitas petani untuk memproduksi pangan. 

“Artinya, bisa meningkatkan intensitas pertanaman, dari semula 1-1,5 kali per tahun menjadi 2-2,5 kali per tahun. Misalkan awalnya luas tanam hanya 100 hektare per tahun dengan bendungan bisa naik menjadi 200-250 hektare per tahun,” kata Basuki. 

Ia menambahkan, 61 bendungan tersebut nantinya bisa menyuplai 17 meter kubik air per detik sekaligus mengurangi banjir hingga 6.000 meter kubik per detik. “Jadi, ketika debit dari banjir bisa dikurangi,” kata Basuki. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement