REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan jalan tol selama era pemerintahan Joko Widodo menjadi yang paling menonjol selama ia memerintah. Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto pun berujar, dengan masifnya proyek tol, Indonesia kini memiliki infrastruktur yang dibangun sendiri, bukan sekadar memanfaatkan hasil pembangunan di era Herman William Deandels pada jaman penjajahan Belanda.
Deandels dikenal sebagai tokoh yang mempelopori pembangunan jalan raya Anyer Panarukan yang menghubungkan ujung barat hingga timur Pulau Jawa. dengan total panjang hingga 1.000 kilometer.
“Sejarah mengatakan, yang menyambung Anyer-Panarukan adalah Daendels, hari ini selesai semua. Diselesaikan oleh Pak Basuki (Menteri PUPR),” kata Airlangga dalam acara Sewindu Proyek Strategis Nasional di Hotel Sheraton Jakarta, Rabu (26/2023).
Airlangga mengatakan, pemerintah telah menganggarkan Rp 32 triliun melalui Instruksi Presiden (Inpres) untuk mendukung pembangunan jalan di kawasan utara Jawa. Adapun jalan-jalan yang dibangun itu sekaligus untuk menghubungkan berbagai kawasan industri di tanah Jawa.
“Itu bisa selesai dengan dan Inpres Rp 32 triliun, menghubungkan seluruh kawasan. Dengan itu mari kita hapus Daendels dari negara Indonesia Raya,” ucapnya.
Proyek infrastruktur jalan yang gencar dibangun sejak awal masa pemerintahan Joko Widodo diyakini akan membantu laju pertumbuhan di Pulau Jawa terus meningkat. Hal serupa pun dilakukan berbagai negara seperti China dan Singapura karena akan menggerakkan perekonomian masyarakat.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, dalam kesempatan yang sama menyampaikan, sejak awal pemerintahan pertama Joko Widodo, pihaknya telah membangun 27 proyek jalan tol dengan total panjang 1.488 kilometer.
“Jalan-jalan ini dibangun dengan macam-macam skema melalui (dana) APBN, penugasan BUMN, dan KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha),” ujar dia.