REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan dukungannya terhadap program Happy Energy Action Leadership (HEAL) yang dinilai memiliki peran membantu mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Di Denpasar, Bali, Selasa (25/7/2023), Luhut mengatakan, HEAL adalah program pemberdayaan bagi pemimpin Indonesia dalam membangun dan memperkuat ekosistem untuk mengukur dan memanfaatkan pengetahuan regional dan kolaborasi multi pemangku kepentingan menuju pembangunan berkelanjutan.
Di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali itu, Luhut mengatakan program ini penting dan akan memberi masukan baik. Salah satunya keberhasilan pemangku kepentingan bidang kelistrikan yaitu PT PLN yang berhasil berkat mekanisme kerjanya yang baik.
"Saya kira banyak (manfaat program HEAL) seperti Pak Darmo (Dirut PT PLN), ini PLN pertama kali untung selama sejarah baru di bawah kepemimpinan Pak Darmo hampir satu miliar dolar AS. Selama ini PLN rugi terus, tapi sekarang mekanismenya baik, jadi dengan program ini juga akan memberi masukan bagus," kata Luhut.
Program ini sendiri merupakan kerja sama dari United in Diversity (UID) dan Rocky Mountain Institute (RMI) yang proses penandatanganan nota kesepahamannya disaksikan langsung oleh Menko Marves.
Presiden UID Tantowi Yahya mengatakan program ini akan diawali dengan membekali 30-50 pemangku kepentingan di berbagai sektor dengan pembangunan kapasitas, serta menggali pengetahuan dari RMI yang berpengalaman dalam sektor energi bersih.
"Ini adalah kolaborasi menuju net zero Indonesia sebelum 2060 dan pengurangan emisi sebelum 2030. Jadi segala kolaborasi dibutuhkan untuk membantu pemerintah mengakselerasi itu," kata Tantowi.
CEO RMI Jon Creyts menambahkan program ini diharapkan dapat membantu Indonesia dalam mewujudkan komitmen iklimnya. Ia mengatakan, saat ini Indonesia sedang dalam perjalanan transformatif dengan ikrar transisi energi bersih terbesar dalam sejarah.
Dengan dukungan International Partner Group (IPG) yang dipelopori oleh Amerika Serikat dan Jepang, komitmen kumulatif senilai 20 miliar dolar Amerika telah didedikasikan untuk mempercepat transisi energi bersih di Indonesia, salah satunya dengan membentuk fondasi Just Energy Transition Partnership (JETP).
Dalam deklarasi tersebut, Indonesia menetapkan tujuan untuk mencapai hampir 34 persen integrasi energi terbarukan dan membatasi emisi sektor ketenagalistrikan sebesar 290 MT CO2 pada tahun 2030 dan menargetkan emisi net zero pada 2050.
Terkait target tersebut, RMI mendukung pemerintah untuk menentukan jalur guna mencapai tujuan itu, yaitu melalui program HEAL. Kata Jon, Program HEAL diluncurkan untuk memberdayakan para pemimpin Indonesia guna merancang dan mengimplementasikan solusi keuangan, teknis, dan kebijakan yang penting untuk mencapai visi yang digariskan dalam JETP, serta mendorong kolaborasi dan sinergi antara pemangku kepentingan lokal dan nasional.
"Dengan menumbuhkan pembelajaran bersama, kepemimpinan, dan keahlian teknis, HEAL diharapkan dapat mendorong tindakan kolektif dalam implementasi proyek transisi energi, meletakkan dasar untuk masa depan yang berkelanjutan," kata dia.