Ahad 23 Jul 2023 16:36 WIB

Harga Ayam di Peternak Turun Tapi di Pasar Tetap Mahal, Kok Bisa?

Peternak mempertanyakan harga ayam broiler yang tak kunjung turun di pasar.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pedagang memotong-motong daging ayam untuk pelanggan, di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (12/7/2023).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pedagang memotong-motong daging ayam untuk pelanggan, di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (12/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mahalnya harga ayam broiler di pasar tradisional yang tembus hingga Rp 40 ribu per kilogram (kg) dipertanyakan para peternak yang menjadi produsen ayam. Pasalnya, tren harga di level kandang justru tengah menurun. Bahkan, peternak menyebut tak mengambil keuntungan berlebih dari penjualan. 

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Mukhlis menuturkan, rata-rata harga jual ayam dari peternak saat ini berkisar Rp 20 ribu per kg hingga Rp 22 ribu per kg untuk broiler bobot ayam 1,6 kg-1,8 kg per ekor. Harga tersebut sudah mengalami penurunan sejak awal pekan ini yang sempat mencapai Rp 24 ribu per kg. 

Baca Juga

“(Harga) itu sudah turun mulai Jumat. Jadi, kalau di pasar harga masih tinggi itu ulah pedagang, bukan kami. Kami tidak apa-apa, wong kami dapat (untung) lebih saja, harga sapronak (sarana produksi peternakan) langsung naik kok,” kata Mukhlis kepada Republika.co.id, Ahad (23/7/2023). 

Mukhlis mengatakan, peternak broiler masih dihadapkan pada tekanan tingginya biaya produksi. Ia mengungkapkan, harga pakan ayam broiler kembali naik menjadi Rp 9.000 per kg-Rp 9.750 per kg. Begitu pula pada harga bibit ayam usia sehari atau day old chick (DOC) antara Rp 7.250 per kg-Rp 8.500 per kg. 

Dengan biaya pakan dan DOC  ditambah biaya operasional sekitar Rp 3.500 per kg-Rp 4.000 per kg, Mukhlis mencatat harga jual ideal dari peternak minimal Rp 23 ribu per kg. Dengan kata lain, peternak sedang merugi dengan harga penjualan saat ini yang maksimal pada kisaran Rp 22 ribu per kg. 

Turunnya harga jual dari peternak saat ini disebabkan oleh tengah menurunnya permintaan kendati produksi ayam juga tak begitu besar. Mukhlis menegaskan, peternak hampir tak pernah mengambil keuntungan berlebih dari penjualan ayam dalam beberapa waktu terakhir. 

“Kita terus bertahan tapi harga di peternak ditekan terus. Kita juga pusing bahkan teman-teman juga kesulitan mendapatkan DOC,” kata dia. 

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, rata-rata harga daging ayam ras secara nasional mencapai Rp 37.180 per kg. Harga tertinggi terdapat di wilayah Ibu Kota Jakarta yang tembus Rp 40 ribu per kg. Tren harga ayam kali ini sudah jauh melampui acuan pemerintah sebesar Rp 36.750 per kg seperti diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2022. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement