REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menjalin kerja sama dengan PT Bhimasena Power Indonesia selaku pemilik pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah untuk menjaga keandalan pasokan listrik di Jawa-Bali.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto, di Batang, Jumat (21/7/2023, mengatakan, penggunaan teknologi ultra super critical (USC) yang diterapkan oleh PLTU Batang akan berdampak lebih efisiensi dalam menggunakan bahan batu bara. Penggunaan teknologi tersebut, kata dia, dapat menurunkan pelepasan karbon dioksida, sulfur oksida maupun nitrogen oksida di udara secara signifikan.
"Saat ini sistem kelistrikan tulang punggung 500 kV jalur utara yang dibangun PLN sudah terinterkoneksi antara PLTU Batang dengan PLTU Tanjung Jati Unit 1-4 4 x 660 MW, PLTU Jawa 4 /Unit 5-6 2 x 1.000 MW dan PLTU Jawa 1x 1.000 MW," kata Wiluyo.
Ia yang didampingi Komisaris PT PLN Mohamad Ikhsan mengatakan kunjungan tersebut bertujuan untuk memonitor pengoperasian PLTU Batang setelah beroperasi secara komersial sejak 15 Agustus 2022 untuk unit 1 dan 31 Agustus 2022 untuk unit 2 dalam rangka mendukung keandalan pasokan listrik Jawa-Bali.
Direktur Teknik PT Bhimasena Power Indonesia Akihiro Osajima pada keterangan tertulis mengatakan, pihaknya menyambut baik atas kunjungan jajaran manajemen PT PLN ke PLTU Batang untuk mendukung keandalan pasokan listrik di Jawa dan Bali. "Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PT PLN atas dukungan dan kerja sama yang diberikan selama ini. Kami berharap kunjungan ini dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dan PLN dalam rangka memberikan kontribusi untuk Indonesia," kata dia.
Akihiro Osajima pada kesempatan itu, juga memberikan penjelasan pada rombongan manajemen PLN terkait tentang fase operasi dan program tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dilakukan sejak 2012 pada warga lingkungan terdampak.