REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan, keputusan pemerintah memindahkan penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara di Bandung ke Bandara Kertajati di Majalengka akan dijalankan. Adapun alasan pemindahan itu demi keamanan dan keselamatan penerbangan.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menjelaskan, Bandara Husein sudah tidak memadai untuk penerbangan komersial, terlebih bagi pesawat bermesin jet bahkan untuk kelas narrow body atau pesawat berbadan sempit.
“Bisa ada implikasi keamanan dan keselamatan,” kata Adita kepada Republika.co.id, Rabu (19/7/2023).
Ia pun memastikan proses pemindahan penerbangan akan terus berlanjut. Apalagi, keputusan itu telah diumumkan langsung Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Bandara Kertajati, pekan lalu. Adapun ditargetkan Bandara Kertajati akan mulai beroperasi penuh mulai Oktober 2023 mendatang.
Adita menambahkan, sejauh ini persiapan terus dilakukan bersama para pemangku kepentingan terkait. Khusus infrastruktur jalan, pada dasarnya telah terhubung langsung dengan Jalan Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu) sedangkan angkutan umum bus telah tersedia dari Perum Damri.
“Kami akan terus kembangkan infrastruktur pendukung tentunya bersama Pemprov Jabar dan stakeholder lainnya,” kata Adita.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung turut mendukung rencana pemerintah pusat yang akan memindahkan seluruh penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka mulai Oktober 2023.
Dengan begitu, nantinya Bandara Husein akan tertutup bagi penerbangan sipil. Masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya yang ingin terbang ke berbagai daerah dan luar negeri nantinya bisa memanfaatkan Tol Cisumdawu untuk menuju Bandara Kertajati.
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, Pemkot Bandung akan menyiapkan langkah adaptif agar kunjungan wisatawan ke Kota Kembang tidak anjlok. "Kita yang di bawah pasti akan mendukung kebijakan pemerintah pusat," kata Ema.