Senin 17 Jul 2023 23:36 WIB

OJK: Kinerja Perbankan di Papua Selatan Tumbuh 7,26 Persen

Menggeliatnya ekonomi di Papua Selatan perlu diiringi edukasi dan inklusi keuangan.

Seorang warga melintas di depan kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat, Jayapura, Papua, Rabu (27/10/2021).
Foto: ANTARA FOTO/Indrayadi TH
Seorang warga melintas di depan kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat, Jayapura, Papua, Rabu (27/10/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat menyampaikan kinerja perbankan di Provinsi Papua Selatan pada posisi Mei 2023 mencapai Rp11,5 triliun atau tumbuh sebesar 7,26 persen.

Kepala OJK Papua dan Papua Barat Muhammad Ikhsan Hutahaean, di Jayapura, Senin (17/7/2023), menyebutkan, total kredit yang diberikan tercatat sebesar Rp 4,75 triliun atau tumbuh 11,67 persen year on year (yoy). "Sedangkan dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp 6,05 triliun atau tumbuh sebesar 0,83 persen yoy," katanya lagi.

Baca Juga

Menurut Ikhsan, kondisi tersebut mencerminkan perekonomian di provinsi daerah otonomi baru (DOB) di Papua ini mulai menggeliat. Hal itu perlu diiringi edukasi dan sosialisasi mengenai produk-produk tentang inklusi keuangan agar memberikan pengaruh pada pembangunan di Bumi Animha (nama lain Provinsi Papua Selatan) ke depannya.

"Peningkatan pemahaman mengenai produk dan layanan jasa perbankan serta produk investasi di pasar modal sangat penting dilakukan," ujarnya.

Dia menjelaskan untuk Kabupaten Merauke sejak terbentuknya DOB Provinsi Papua Selatan edukasi dan peningkatan pemahaman mengenai produk investasi baru pertama kali dilakukan, sehingga kini pihaknya menyasar ke para mahasiswa atau generasi milenial setempa. Mahasiswa memiliki peran yang besar dalam meningkatkan inklusi keuangan dan memberikan pengaruh pada pembangunan bangsa ini ke depannya. Oleh karena itu.

"Kami perlu membekali para Gen Z dengan essential life skill berupa pemahaman terhadap produk maupun layanan jasa keuangan untuk mendukung aktivitas sehari-hari," katanya lagi.

Dia menambahkan OJK telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi keuangan di seluruh penjuru Indonesia. Salah satunya dengan menerapkan Massive Open Online Course (MOOC) melalui penyediaan Learning Management System (LMS) Edukasi Keuangan.

"Pengembangan LMS tersebut bertujuan untuk memudahkan kegiatan belajar dan pelatihan materi literasi keuangan, kemudian memperluas akses peserta terhadap sarana sertaprasarana edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, lalu mempercepat proses pembelajaran terkait materi literasi keuangan memetakan tingkat pemahaman materi literasi keuangan," ujarnya lagi.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement