Sabtu 01 Jul 2023 08:30 WIB

BUMN Keroyokan Garap Potensi Bisnis Hong Kong dengan Kantor Bersama

Kantor bersama menjadi wujud konkret dalam memperkuat sinergi antar-BUMN.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI siap proaktif berkolaborasi dalam Indonesia Incorporated guna menjawab kebutuhan pengembangan bisnis BUMN Go Global.
Foto: Dok BNI
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI siap proaktif berkolaborasi dalam Indonesia Incorporated guna menjawab kebutuhan pengembangan bisnis BUMN Go Global.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Indonesia Incorporated (Inc) resmi berdiri di Hong Kong. Kantor bersama menjadi wujud konkret dalam memperkuat sinergi antar-BUMN di luar negeri. 

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Royke Tumilaar menyebut kantor bersama BUMN kian memperkuat kolaborasi BUMN-BUMN yang selama ini ada di Hong Kong. BNI, lanjut Royke, siap memberikan dukungan dari sisi permodalan untuk mendukung proyek hasil kerja sama BUMN dengan mitra strategis internasional. 

Baca Juga

"Inovasi dan kolaborasi akan muncul setelah kita masuk global, sepeti baterai kendaraan listrik segala macam. Banyak sekarang, mereka ingin buka pabrik semen, BNI akan jadi salah satu sumber pembiayaan yang membantu proyek-proyek yang menjadi inovasi sesama BUMN," ujar Royke usai peresmian kantor bersama BUMN atau Indonesia Inc di Far East Finance Center, Hong Kong, Jumat (30/6/2023).

Royke menyampaikan keberadaan kantor bersama menjadi model bisnis baru yang sedang dikembangkan BUMN-BUMN di luar negeri, dengan Hong Kong sebagai proyek percontohan. Royke mengatakan penerapan kantor bersama juga akan dikembangkan ke negara-negara lain seperti Inggris, Jepang, dan UEA.

"Misalnya, Garuda mau bermitra dengan si A. BNI bisa membantu. Model itu akan kita kembangkan lagi. Sekarang kita kenalkan dulu, BUMN ini solid dan kompak," ucap Royke.

Royke menilai inisiatif ini membuka peluang besar dalam mengoptimalkan potensi bisnis BUMN di Hong Kong. Royke menyampaikan Hong Kong memiliki keunggulan lokasi strategis yang menjadi hub logistik bagi pasar Asia dan Eropa. 

"Tadi ada satu klien yang ingin mrmbuka pabrik di Indonesia, ada juga yang mau masuk Aceh dan Indonesia Timur, mereka (calon investor) melihat peluang itu. Tantangannya kualitas produk dan kesinambungan produksi untuk memenuhi permintaan," kata Royke.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement