Kamis 22 Jun 2023 16:31 WIB

Bank Indonesia Prediksi Suku Bunga AS Naik jadi 5,5 persen

Penyebab kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat yakni masih tingginya laju inflasi

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Bank Indonesia (BI) memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen pada Juli 2023.
Foto: Dok. Republika
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Bank Indonesia (BI) memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen pada Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen pada Juli 2023. Adapun prediksi ini ini didasari oleh analisa perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan mencermati pernyataan-pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dan anggota bank sentral AS yang lain.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan berbagai situasi ekonomi di Amerika Serikat berpotensi membuat fed fund rate masih akan meningkat. "Otoritas terkait di sana sudah mulai meredakan keketatan likuiditas di sini kemudian FFR yang kami perkirakan terminalnya 5,25 persen ada kemungkinan baseline kami Juli nanti naik menjadi 5,5 persen,” ujarnya saat konferensi pers, Kamis (22/6/2023).

Baca Juga

Perry menyebut penyebab kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat yakni masih tingginya laju inflasi. Adapun laju inflasi Amerika Serikat dikarenakan pasokan yang sulit meningkat dan permintaan tidak bisa dikendalikan, hanya dengan kenaikan suku bunga, terutama inflasi sektor jasa.

"Kenaikan permintaan AS dulu-dulunya  komoditas barang makanan, tapi kemudian sekarang semakin didominasi oleh kenaikan permintaan jasa," ucapnya.

Menurutnya laju inflasi Amerika Serikat juga memengaruhi pasar tenaga kerja. Hal ini mengakibatkan pembatasan imigrasi, sehingga permintaan tenaga kerja tidak terpenuhi.

"Amerika serikat tekanan inflasi masih tinggi terutama karena keketatan pasar tenaga kerja," ucapnya. 

Akibat ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat, Bank Indonesia turut khawatir dengan situasi dunia yang semakin memburuk terutama ketegangan Amerika Serikat dan Cina. 

"Memang perkembangan itu demikian cepat yang terjadi khususnya di AS dan Cina," ucapnya.

(Persoalan di Amerika Serikat disebabkan oleh....)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement