Sabtu 17 Jun 2023 02:09 WIB

Deputi BI Ajak Masyarakat Gunakan QRIS dalam Pembayaran

BI menargetkan 45 juta pengguna QRIS dan Rp 1 miliar transaksi.

Deputi Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengajak masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran melalui pembayaran digital, salah satunya melalui QRIS. (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Deputi Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengajak masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran melalui pembayaran digital, salah satunya melalui QRIS. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengajak masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran melalui pembayaran digital, salah satunya melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Fili mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir apabila tidak membawa dompet saat bepergian, sebab dengan menggunakan telepon pintar maka pembayaran dapat dilakukan selama saldo di dalam akun bank tersedia.

"Bapak Ibu dompet boleh ketinggalan tetapi jangan sampai ketinggalan handphone. Kalau handphone ketinggalan repot gitu ya karena sekarang transaksi sudah dilakukan melalui QRIS," kata Filianingsih saat membuka JaKreatiFest, di Jakarta, Jumat (16/6/2023).

Baca Juga

Penggunaan sistem pembayaran yang diluncurkan pada 2019 lalu ini, akan terus diedukasi ke masyarakat termasuk pelaku UMKM sebagai pilihan pembayaran yang cepat, mudah, murah dan andal. Fili melaporkan, BI mencatat transaksi yang dilakukan melalui QRIS hingga Mei 2023 sebanyak 26 juta merchant yang 90 persen dari total tersebut merupakan UMKM.

"QRIS kita mempunyai target 45 juta pengguna dan Rp 1 miliar transaksi sampai dengan posisi Mei 2023 sudah tercapai 26 juta merchant, yang 90 persennya UMKM," katanya pula.

Ia turut melaporkan, penggunaan QRIS juga sudah dapat dilakukan di negara Malaysia dan Thailand. Target lain, QRIS akan dapat digunakan di Singapura, India, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi pada akhir tahun 2023.

Upaya ini diharapkan mampu mendongkrak transaksi lebih efektif, mempromosikan ekonomi inklusif dan keuangan digital, memperkuat stabilitas makro ekonomi dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal secara lebih ekstensif untuk transaksi bilateral.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement