Rabu 14 Jun 2023 23:48 WIB

Mentan Apresiasi Produk Hilir Inovasi Petani CSA di Penas Padang

Mentan SYL puji produk hilir hasil inovasi petani di program CSA

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi Stand SIMURP pada Pekan Nasional Petani dan Nelayan (Penas) ke XVI 2023 di Kota Padang, Sabtu (10/6).
Foto: dok istimewa
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi Stand SIMURP pada Pekan Nasional Petani dan Nelayan (Penas) ke XVI 2023 di Kota Padang, Sabtu (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Inovasi produk hilir dari petani lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) mendapat perhatian khusus Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi Stand SIMURP pada Pekan Nasional Petani dan Nelayan (Penas) ke XVI 2023 di Kota Padang, Sabtu (10/6).

Mentan Syahrul didampingi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP Kementan) Dedi Nursyamsi tampak serius memperhatikan sejumlah produk hilir hasil inovasi petani CSA pada Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang merupakan produk inovasi Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dari wilayah kegiatan CSA Kementan bersama SIMURP.

Hari-hari ini sejumlah petani dan penyuluh dari lokasi kegiatan SIMURP pada 24 kabupaten dari 10 provinsi berperan aktif mendukung sukses Penas Padang di Lanud Sutan Sjahrir, yang dibuka Menko Perekonomian Airlangga Hartarto via daring didampingi Mentan Syahrul secara offlline di Kota Padang.

"Tingkatkan kualitas produk hilir inovasi petani CSA agar disukai konsumen. Jangan cepat puas, terus berinovasi," kata Mentan Syahrul seraya mengapresiasi kinerja petani dan penyuluh wilayah kegiatan SIMURP.

Dalam arahannya pada pembukaan Penas Padang, Mentan Syahrul menyatakan apresiasinya kepada para petani yang telah menjadikan sektor pertanian sebagai bantalan ekonomi di masa pandemi.

"Kita harus berterimakasih kepada petani, karena pertanian menjadi bantalan ekonomi dalam menghadapi pandemi," katanya

Ke depan, kata Syahrul, dunia akan dihadapkan pada ancaman krisis pangan global, diperkirakan 30 persen produktivitas pertanian diprediksi akan terus menurun.

“Kita harus siap mengantisipasi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global” katanya lagi.

Guna mengantisipasi hal itu, Mentan Syahrul mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momentum Penas XVI - 2023 di Padang sebagai ajang konsolidasi emosional para petani dari sabang sampai merauke agar semakin siap dalam menghadapi tantangan dunia pertanian.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, mengatakan program utama Kementan juga untuk mengantisipasi El Nino dan krisis pangan global sebagai dampak pandemi Covid-19, perubahan iklim dan Perang Rusia - Ukrania.

"Untuk itu saya mengajak semua untuk menyamakan langkah dalam antisipasi masalah ini," kata Dedi Nursyamsi.

Program CSA SIMURP

Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].

 

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan sektor pertanian tergolong rentan terhadap perubahan iklim, pemanasan global, efek rumah kaca, banjir, kekeringan dan peningkatan permukaan laut.

 

"Pertanian Cerdas Iklim atau CSA pada Program SIMURP menerapkan pertanian ramah lingkungan, hemat air dan berkelanjutan untuk meningkatkan indeks pertanaman, produktivitas, dan pendapatan petani sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan petani," katanya lagi.

 

SIMURP, kata Kapusluh Bustanul, berupaya membuka cara pandang bagaimana bertani cerdas iklim yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dengan berbagai kegiatan.

 

"Dari kegiatan CSA diharapkan dapat dilakukan edukasi kepada petani yang bergabung dalam kelompok tani, sehingga dapat segera bertani secara cerdas iklim dan  efisien menggunakan air," kata Kapusluh Bustanul AC.

 

Petani, katanya lagi, diajak dan didorong mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik, menggunakan bibit varietas unggul dan tahan hama, menggunakan pestisida nabati, dan lain sebagainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement