Rabu 14 Jun 2023 20:27 WIB

Konsumsi LPG 3 Kg Diprediksi Jebol, Tembus 8,22 Juta Ton

Jumlah itu lebih tinggi 2,7 persen dari kuota yang ditetapkan dalam APBN.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Pekerja menata tabung gas LPG 3 kilogram bersubsidi di salah satu agen, (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menata tabung gas LPG 3 kilogram bersubsidi di salah satu agen, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memproyeksi total volume konsumsi gas LPG 3 Kilogram (kg) hingga akhir tahun 2023 bakal melebihi kuota tahunan yang telah ditetapkan.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution menyampaikan, mengacu pada penghitungan yang dilakukan Pertamina, total laju konsumsi elpiji melon ini bakal tembus 8,22 juta metrik ton (MT). Jumlah itu lebih tinggi 2,7 persen dari kuota yang ditetapkan dalam APBN sebesar delapan juta MT.

Baca Juga

"Prognosa kami di akhir Desember 2023 (konsumsi) akan over 2,7 persen. Artinya, prognosa kami bukan delapan juta MT, tapi realisasinya akan bergeser ke 8,22 juta MT," Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Rabu (14/6/2023).

Adapun proyeksi konsumsi tersebut berdasarkan laporan realisasi konsumsi LPG 3 kg hingga Mei 2023 yang juga melampaui kuota. Tercatat, konsumsinya sudah mencapai 3,32 juta MT, atau lebih tinggi 8,4 persen dari kuota penyaluran yang ditetapkan hingga akhir Mei 2023 sebanyak 3,06 juta MT. Volume penyaluran tersebut setara dengan nilai subsidi sebesar Rp 34,01 triliun.

Kendati demikian, meski volume konsumsi LPG 3 kg diproyeksi akan melebihi kuota, Alfian menyebut, secara nilai subsidi tetap akan lebih rendah dari total anggaran yang ditetapkan pemerintah.

Sebagai catatan, pemerintah menetapkan besaran anggaran subsidi untuk LPG 3 kg dalam APBN 2023 sebesar Rp 117,84 triliun. Namun, proyeksi nilai subsidi yang dihitung oleh Pertamina hanya akan mencapai Rp 85,45 triliun.

Rendahnya proyeksi nilai subsidi itu dipengaruhi oleh faktor pelemahan harga minyak mentah dunia yang tengah terjadi. Hal itu secara langsung menurunkan harga LPG yang diimpor Pertamina.

\"Artinya masih ada kelebihan DIPA untuk LPG di 2023. Ini yang jadi usulan kami terkait prognosa 2023 yang akan over 2,7 persen. Ada kelebihan sekitar Rp 32 triliun, ini mungkin akan bisa mengkompensasi selisih 2,7 persen over kuota Elpiji tersebut,\" jelasnya.

 

Cek Typo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement