REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- PT PLN (Persero) mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 371 kWpdi wilayah Sambas, Kalimantan Barat, perbatasan Indonesia dengan Sarawak, Malaysia. Ini dalam rangka memperkuat pasokan listrik di kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
"Kami berupaya memperkuat pasokan listrik ke daerah 3T, khususnya di daerah Temajuk. Kami sedang menyelesaikan dua proyek strategis, yakni pembangunangrid ke sistem isolated Temajuk agar masyarakat dapat segera menikmati layanan listrik 24 jam dan pengembangan PLTS sebesar 371 kWp, yang dijadwalkan beroperasi pada Agustus 2023," ujar Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3)SingkawangBeny Indra Praja saat dihubungi di Singkawang, Kalbar, Ahad (4/6/2023).
Menurut dia, posisi strategis Desa Temajuk yang berada di pesisir dan berbatasan langsung dengan Malaysia memiliki potensi dan daya tarik bagi pengembangan wilayah perbatasan ke depannya. Kedekatan dengan negara tetangga tidak hanya dalam hal lokasi, namun juga dalam aspek sosial dan ekonomi antara warga Desa Temajuk dan Kampung Melano, Malaysia.
"Desa Temajuk, khususnya Dusun Sempadan berjarak kurang dari satu km dengan batas negara. Pada akhir pekan, banyak wisatawan mancanegara dari Malaysia dan wisatawan domestik yang berkunjung ke Desa Temajuk. Selain berwisata ke pantai, tidak sedikit wisatawan yang hanya sekadar makan atau berwisata kuliner di Desa Temajuk. Keberadaan listrik yang andal tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sana," ujar Beny
Ia mengatakan dengan listrik yang disuplai pembangkit eksisting dan PLTS Temajuk, maka 786 rumah warga akan menikmati listrik PLN untuk menunjang aktivitas sekaligus mendukung pengembanganpelaku UMKM.
"Merupakan kebanggaan bagi kami dapat melistriki rumah-rumah warga hingga ke daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal, sehingga memberikan dampak positif di sektor pariwisata dan UMKM untuk meningkatkan ekonomi berkelanjutan serta pastinya menciptakan lapangan pekerjaan buat warga setempat," ujar Beny.