REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Amman Mineral Internasional Tbk, resmi mengumumkan rencana Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) yang akan dilakukan oleh Perseroan pada bulan Juni yang akan datang. Presiden Direktur Amman Mineral, Alexander Ramlie mengatakan aksi korporasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era transisi energi, yang akan mendorong permintaan akan komoditas tembaga di masa mendatang.
“Pengembangan usaha Amman, mulai dari pembangunan smelter, penambahan kapasitas pabrik konsentrator, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga gas merupakan langkah besar yang akan membawa dampak positif bagi Perseroan dan pemangku kepentingan dan juga bagi masyarakat sekitar wilayah operasional, warga Indonesia, dan juga dunia,” ujar Alexander dikutip Republika.co.id, Kamis (1/6/2023).
Alexander memaparkan, saat ini anak usaha Amman, yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sudah memasuki fase VII dalam operasional tambang Batu Hijau, di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan cebakan Elang.
"Kami sedang tahap pengembangan Fase VIII yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang hingga 2030. Kami juga akan mulai mempersiapkan Elang untuk dapat memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046," paparnya.
Adapun, data cadangan bijih Amman untuk Batu Hijau dan Elang per tanggal 31 Desember 2022 sesuai JORC Code 2012 (Joint Ore Reserves Committee) adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas.
Sementara itu, Amman melalui anak usahanya yaitu PT Amman Mineral Industri (AMIN) akan membangun smelter berkapasitas input awal 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun. Nantinya, smelter ini akan mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang.
Smelter akan menghasilkan 222.000 ton katoda tembaga, 830.000 ton asam sulfat dengan konsentrasi 98 persen. Lalu untuk Pemurnian Logam Mulia akan menghasilkan 18 ton emas batangan dengan kemurnian emas 99,9 persen, 55 ton perak batangan dengan kemurnian perak 99,9 peren, dan logam mulia lainnya.
"Smelter ini dibangun sebagai upaya Perseroan dalam mendukung program hilirisasi pemerintah. Dengan pengolahan konsentrat tembaga yang dilakukan di dalam negeri, Perseroan memberikan nilai tambah bagi produk, untuk Indonesia," papar Alexander.
Ia menjelaskan, penawaran saham Amman Sebanyak-banyaknya sebesar 7.287.520.000 saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 125 setiap saham atau sebanyak-banyaknya sebesar 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Adapun target dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham yang dihimpun dari masyarakat yaitu sebanyak-banyaknya sebesar Rp 12.935.348.000.000.