REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mencatat proporsi perempuan yang menjadi peserta Program Kartu Prakerja meningkat menjadi 55 persen pada skema normal dari sebelumnya 51 persen di skema semi bansos. Ini menunjukkan bahwa Prakerja hadir untuk semua angkatan kerja.
"Prakerja hadir untuk semua angkatan kerja yang mau mengembangkan diri, baik yang sudah bekerja maupun tidak bekerja, termasuk perempuan," kata Denni dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Ia mencatat jumlah peserta Program Kartu Prakerja mencapai 390 ribu pada skema normal atau pada Batch 48 dan 53 di 2023, sehingga pada tahun ini Prakerja masih memiliki sisa kuota untuk peserta sebanyak 610 ribu.
Jumlah peserta Prakerja skema normal yang berusia 18-25 tahun juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 30 persen dibandingkan skema semi bansos, sehingga proporsinya juga meningkat menjadi 35 persen dari sebelumnya 37 persen.
Peserta Prakerja berasal dari 488 kabupaten/kota, dari total 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Peserta Prakerja paling banyak berasal dari Jawa Barat, yakni 100,77 ribu, tapi Kartu Prakerja juga tercatat dimanfaatkan oleh 350 peserta di Papua Barat dan 285 peserta di Papua.
Data yang sama juga menunjukkan peningkatan persentase peserta yang berasal dari desa.
Pada tahun 2023 ini, jumlah kepesertaan yang tinggal di desa meningkat dibanding sebelumnya, sehingga persentasenya menjadi 70 persen dari sebelumnya 64 persen. Denni menegaskan kenaikan persentase peserta yang berasal dari desa ini sesuai dengan sifat dan tujuan Program Kartu Prakerja yang inklusif.
"Pelatihan Prakerja terbukti menjangkau banyak warga Indonesia yang berada di desa. Didukung juga oleh kepesertaan perempuan yang meningkat menunjukkan bahwa Prakerja memang inklusif menjangkau berbagai lapisan dan golongan," kata Denni.