REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- CEO Twitter Elon Musk membahas pemangkasan jumlah karyawan (PHK) signifikan di Twitter. Ia mengatakan, ada banyak orang yang tampaknya tidak begitu bernilai di Twitter perusahaan media sosial itu sebelum ia mengambil alih.
Musk juga yakin perusahaan Silicon Valley lainnya dapat melakukan yang sama. "Saya pikir ada kemungkinan PHK signifikan di perusahaan lain tanpa memengaruhi produktivitas mereka, bahkan meningkatkan produktivitas mereka," kata Musk secara virtual dalam CEO Council Summit Wall Street Journal di London, Inggris, dilansir Foxbusiness, Rabu (24/5/2023).
Menurut laporan dari Business Insider, sejak miliarder tersebut mengakuisisi Twitter, hampir 90 persen karyawan kena PHK. Musk menjelaskan sebelum PHK, ada satu orang dalam rapat yang membantu memajukan perusahaan sementara dan sembilan orang lain malah mencoba "menginjak rem".
"Kalau sepertu itu, kamu tidak akan melangkah terlalu jauh," kata pria yang juga bos Tesla dan SpaceX itu.
Sejak kepemilikan platform oleh Musk, dia perlahan-lahan berupaya memperbaiki perusahaan media sosial itu. Musk juga merencanakan fitur baru untuk pengguna.
Dia memberi tahu perusahaan itu bersemangat tentang peningkatan fungsionalitas Twitter. "Saya pikir pada titik ini mungkin adil untuk mengatakan bahwa kami telah memperkenalkan lebih banyak fungsi dalam enam bulan terakhir daripada Twitter dalam enam tahun terakhir," kata dia.
Di antara sejumlah fitur tambahan, Musk membagikan di postingan Twitter bahwa obrolan suara dan video melalui Twitter sedang digarap. Kemampuan itu akan hadir segera dan memberi pengguna kemampuan untuk berbicara dengan orang di mana saja di dunia tanpa harus berbagi nomor telepon.