Rabu 24 May 2023 17:39 WIB

Ekonom Ungkap Sejumlah Tantangan yang Dihadapi Gubernur BI

Menjaga stabilitas rupiah tidak hanya dengan mengotak-atik suku bunga.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Tangkapan layar Perry Warjiyo dilantik menjadi Gubernur Bank Indonesia periode 2023-2028, Selasa (24/5/2023).
Foto: Dok Republika
Tangkapan layar Perry Warjiyo dilantik menjadi Gubernur Bank Indonesia periode 2023-2028, Selasa (24/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perry Warjiyo kini kembali mengemban tugas sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023-2028. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi BI untuk lima tahun kedepan.

Bhima menuturkan, menjaga stabilitas rupiah tidak hanya dengan mengotak-atik suku bunga. “Tapi lebih kerja keras lagi mendorong penggunaan mata uang lokal,” kata Bhima kepada Republika pada Rabu (24/5/2023).

Baca Juga

Bhima menuturkan termasuk juga dengan meningkatkan arus masuk devisa hasil ekspor (DHE). Selain itu juga harus memberikan stimulus moneter ke sektor industri berorientasi ekspor, salah satunya lewat keringanan DP dan bunga khusus.

Tantangan lain yang akan dihadapi yaitu mendorong pinjaman di sektor rendah emisi dan energi terbarukan melalui aturan LTV hijau. “Contoh pembiayaan instalasi panel surya, DP-nya bisa dibawah lima persen dan plafonnya dinaikkan,” ujar Bhima.

Selain itu, BI juga dinilai masih harus menghadapi tantangan dalam menhendalikan inflasi. Bhima menegaskan, khususnya dari sisi inflasi pangan dengan koordinasi efektif tim pengendalian inflasi daerah (TPID) dan ekses uang beredar akibat kebijakan burden sharing saat pandemi

“Tidak mudah menggelontorkan burden sharing atas permintaan pemerintah karena bisa sebabkan hyper inflasi dan moral hazard,” ucap Bhima.

Bhima menambahkan, BI juga masih perlu untuk meningkatkan kapasitas SDM di internalnya. Terutama dalam menyambut CBDC atau rupiah digital dan inovasi keuangan digital lainnya.

Setelah mengucap sumpah sebagai Gubernur BI periode 2023-2028, Perry mengatakan akan ada sejumlah rencana pada lima tahun ke depan. Fokus BI tersebut tersebar pada sejumlah area salah satunya dengan memperkuat bauran kebijakan dan sinergitas kebijakan dengan pemerintah untuk menstabilkan ekonomi dan memajukan pertumbuhan ekonomi.

Perry memastikan BI akan mempercepat digitalisasi sistem pembayaran. “Ini untuk mendukung ekonomi keuangan digital dan kerja sama regional dan global di bidang digital pembayaran sistem pembayaran termasuk digital rupiah,” ungkap Perry. Rahayu Subekti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement