REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis mampu membagikan dividen jumbo, bahkan hingga empat tahun ke depan. Hal ini didukung oleh permodalan kuat yang dimiliki oleh perseroan atau emiten bersandi BBRI tersebut.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, hingga Maret 2023 capital adequacy ratio (CAR) atau rasio permodalan BRI tercatat mencapai sebesar 24,9 persen. Angka tersebut jauh melampaui ketentuan Basel III, yakni 17 persen.
Menurut Sunarso, apabila setiap tahun rasio permodalan BRI berkurang dua persen untuk tumbuh, artinya perusahaan masih memiliki ruang untuk tidak menahan laba hingga empat tahun ke depan. Sehingga laba BRI pun dapat digunakan untuk pembagian dividen kepada pemegang saham.
“Berapa pun labanya harus dibagi dalam bentuk dividen,” kata Sunarso melalui siaran pers yang diterima Republika, Selasa (23/5/2023).
Seperti diketahui, BRI berhasil mengantongi laba bersih sepanjang 2022 senilai Rp 51,4 triliun. Sebanyak 85 persen di antaranya atau Rp 43,94 triliun dibagikan dalam bentuk dividen.
Jika menilik pembagian dividen tahun sebelumnya, BRI membagikan dividen tunai tahun buku 2021 kepada pemegang saham sebesar Rp 26,4 triliun atau sekurang-kurangnya Rp 174,23 per lembar saham. Jumlah ini setara 85 persen dari total laba BRI.
Sunarso menambahkan, dengan rasio permodalan yang kuat, BRI berhasil mencatat tingkat pengembalian aset atau return on asset (ROA) mencapai 3,28 persen dan tingkat pengembalian modal atau return on equity (ROE) sebesar 21,18 persen.