Senin 15 May 2023 19:18 WIB

Afkir Dini dan Harga Pakan Picu Lonjakan Harga Telur Ayam

Kondisi ini pada akhirnya juga berpengaruh terhadap harga komoditas telur ayam ras.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja menata telur ayam negeri di Kios Unggas, Yogyakarta, Senin (15/5/2023). Selain persoalan harga pakan yang dihadapi peternak, afkir dan peremajaan dini ayam petelur di kandang disebut menjadi salah satu pemicu kenaikan harga komoditas telur ayam ras di tingkat peternak.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja menata telur ayam negeri di Kios Unggas, Yogyakarta, Senin (15/5/2023). Selain persoalan harga pakan yang dihadapi peternak, afkir dan peremajaan dini ayam petelur di kandang disebut menjadi salah satu pemicu kenaikan harga komoditas telur ayam ras di tingkat peternak.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Selain persoalan harga pakan yang dihadapi peternak, afkir dan peremajaan dini ayam petelur di kandang disebut menjadi salah satu pemicu kenaikan harga komoditas telur ayam ras di tingkat peternak. Kondisi ini pada akhirnya juga berpengaruh terhadap harga komoditas telur ayam ras di tingkat konsumen dan sudah berlangsung dalam sepekan terakhir di wilayah Kabupaten Semarang.

Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Wigati Sunu mengatakan, untuk saat ini ada dua faktor pemicu lonjakan harga telur ayam ras di tingkat konsumen. Pertama, karena banyaknya peternak di daerahnya yang melakukan afkir dini pada ayam petelur di kandang mereka, terutama saat menghadapi masa Idul Fitri pada April 2023 kemarin.

Baca Juga

“Afkir dini yaitu upaya peternak mengurangi lebih awal indukan ayam petelur untuk dijual dagingnya. Karena kebutuhan daging ayam meningkat tajam pada momentum lebaran,” ungkapnya di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (15/5/2023).

Akibatnya, kata Sunu, jumlah pasokan telur ayam pun menjadi berkurang. Masih terkait dengan informasi dari kalangan peternak, lanjutnya, tingginya harga pakan ternak unggas juga masih membebani para peternak, termasuk para peternak ayam petelur di Kabupaten Semarang.

Kenaikan harga pakan ayam tersebut berimbas pada kenaikan biaya produksi para peternak. “Sehingga para peternak tentu tidak ingin merugi dan harus menyesuaikannya dengan biaya produksi,” tegasnya.

Di pasar tradisional, harga telur ayam ras di Kabupaten Semarang diakui para pedagang memang mengalami lonjakan yang signifikan. Ini karena pasokan berbanding terbalik dengan kebutuhan masyarakat.

Menurut salah satu pedagang di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Yani (45) setelah lebaran 2023 berlalu, banyak masyarakat yang menggelar hajat seperti pernikahan. Sehingga, kebutuhan telur ayam dari masyarakat pun melonjak. “Yang menjadi persoalan, pasokan telur dari peternak usai lebaran mengalami penurunan, sehingga harga di tingkat konsumen pun melonjak,” jelasnya.

Yani juga menjelaskan, menjelang Idul Fitri 2023 beberapa waktu lalu, harga telur ayam di tingkat konsumen hanya mencapai Rp 28 ribu per kilogram. Pada akhir pekan kemarin, harga telur ayam dari pemasok sudah hampir menyentuh Rp 30 ribu per kilogram. Sehingga umumnya pedagang mengambil keuntungan dan menjual di kisaran harga Rp 31 ribu per kilogram.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement