Senin 15 May 2023 18:58 WIB

Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Diprediksi Lampaui Lima Persen

Reformasi struktural perekonomian yang Indonesia lakukan membawa optimisme.

Warga menikmati lanskap perkotaan saat waktu berbuka puasa di anjungan Halte Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (2/4/2023). Kepala Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan melampaui lima persen.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menikmati lanskap perkotaan saat waktu berbuka puasa di anjungan Halte Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (2/4/2023). Kepala Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan melampaui lima persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan melampaui lima persen.

"Sebelumnya, kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar lima persen atau lebih rendah dari lima persen. Sekarang kami yakin pertumbuhan ekonomi akan berada di atas 5 persen," kata Helmi di Jakarta, Senin (15/5/2023).

Baca Juga

Menurut Helmi, optimisme tersebut berangkat dari reformasi struktural perekonomian yang dilakukan oleh Indonesia. Ia menjelaskan reformasi struktural perekonomian Indonesia bisa memberikan bantalan terhadap gejolak-gejolak yang datang dari luar dan masih belum stabil.

Hal itu tercermin pada pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2023 yang mencapai 5,03 persen. Helmi menyoroti peranan ekspor yang menjadi salah satu faktor penguat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor tumbuh sebesar 11,68 persen, menjadi komponen pengeluaran yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal I 2023. Penguatan kinerja ekspor utamanya didorong oleh peningkatan bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja.

"Memang ekspor kita di sejumlah sektor menghadapi tantangan, karena perekonomian dunia pertumbuhannya menurun. Namun, berkat reformasi struktural di negara kita yang terus berjalan, ini memberikan bantalan terhadap penurunan ekspor di sektor-sektor lain," jelas Helmi.

Selain ekspor, penopang utama pertumbuhan ekonomi lainnya adalah konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan sebesar 4,54 persen. Helmi mengatakan capaian tersebut memang belum menyamai angka sebelum pandemi, namun ia melihat potensi peningkatan permintaan domestik ke depannya.

"Kami melihat permintaan domestik masih berpotensi memberikan daya dorong, karena inflasi momentumnya sudah mulai menurun sejak beberapa bulan lalu, tentunya ini seiring dengan penurunan harga komoditas dunia," ujar Helmi.

Di samping inflasi, Helmi melihat sektor pariwisata juga akan menjadi pendongkrak kinerja permintaan domestik dalam waktu dekat.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement