REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan, negara-negara anggota ASEAN harus bertindak bersama untuk memastikan kawasan tersebut dapat terus bertumbuh secara inklusif dan berkelanjutan. Tindakan bersama dilakukan dalam rangka mengatasi berbagai tantangan tingkat regional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini tantangan tingkat regional mulai dari ketegangan geopolitik, perubahan iklim, gangguan rantai pasokan, serta adanya peningkatan kekhawatiran terhadap ketahanan pangan dan energi yang membuat komunitas global harus berhati-hati, termasuk ekonomi ASEAN.
“Sangat penting untuk membahas tanggapan yang paling tepat agar MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) tetap relevan dan efektif pada tahun-tahun mendatang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Ahad (7/5/2023).
Selama beberapa tahun terakhir, lanjutnya, ekonomi ASEAN mengalami pertumbuhan luar biasa sehingga menjadikan kawasan itu sebagai pemain kunci dalam ekonomi global. ASEAN disebutnya berusaha adaptif dan gesit, tetapi harus menyadari pertumbuhan ekonomi yang telah tercapai tidak kebal terhadap tantangan lingkungan global.
“Dalam konteks ini, izinkan saya menegaskan kembali komitmen bersama kita di dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk mewujudkan integrasi ekonomi melalui pembangunan yang inklusif. ASEAN diharapkan menjadi kawasan yang sangat kompetitif dengan pembangunan ekonomi yang adil, kohesif, dan tangguh,” ucapnya.
Dia menegaskan, modal kunci untuk menuju tujuan menjadi kawasan yang kompetitif dan pembangunan inklusif yakni kemauan mengatasi dan mengelola risiko secara bersama-sama.
“Maka demikian, penting untuk menggarisbawahi prinsip sentralisasi dan konektivitas ASEAN untuk memastikan bahwa ASEAN memang penting,” ucapnya.