REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan CEO Mastercard Ajay Banga, dikonfirmasi untuk memimpin Bank Dunia untuk masa jabatan lima tahun yang dimulai bulan depan.
Veteran bisnis yang dinominasikan AS menggantikan David Malpass, pilihan Donald Trump yang mengakhiri masa jabatannya lebih awal di lembaga pemberantasan kemiskinan global yang beranggotakan 189 negara itu. Direktur Eksekutif Bank Dunia mengatakan dalam sebuah pernyataan, setelah konfirmasi Banga, Bank Dunia berharap untuk bekerja dengannya dan pada semua ambisi dan upaya untuk mengatasi tantangan pembangunan terberat yang dihadapi negara-negara berkembang, demikian dilansir Associated Press, Jumat (5/5/2023).
Banga baru-baru ini menjabat sebagai Wakil Direktur Utama di perusahaan ekuitas swasta General Atlantic. Ia memiliki pengalaman bisnis lebih dari 30 tahun dan telah bertugas di dewan Palang Merah Amerika, Kraft Foods, dan Dow Inc. Ia lahir pada 1959 dan dididik di beberapa institusi utama India. Ketika ekonomi India diliberalisasi pada awal 1990-an, Banga mampu mengatasinya dan bangkit.
Presiden Joe Biden memilih Banga pada Februari. Biden mengatakan, Banga akan membantu mengarahkan institusi saat dan berkembang untuk mengatasi tantangan global untuk mengentaskan kemiskinan, termasuk isu perubahan iklim.
Amerika Serikat adalah pemegang saham terbesar Bank Dunia dan secara tradisi boleh mencalonkan presiden organisasi tersebut. Para pemimpin Amerika mengatakan, menghadapi perubahan iklim akan menjadi faktor utama dalam keputusan pinjaman Bank Dunia.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Februari lalu mengatakan, Banga akan bertanggung jawab untuk memenuhi tujuan ambisius untuk adaptasi iklim dan pengurangan emisi. " Tujuan ambisius kami tidak akan tercapai dalam semalam. Kami tetap berkomitmen untuk mengadopsi reformasi secara bertahap sepanjang tahun untuk membangun visi yang telah kami susun," kata Yellen.
Bos Bank Dunia sebelumnya, David Malpass, yang masa jabatannya akan berakhir pada April 2024, mendapat kecaman tahun lalu atas komentarnya di sebuah konferensi yang tampaknya meragukan ilmu pengetahuan terkait pemanasan global. Dia kemudian meminta maaf dan mengatakan dia salah bicara.
Para pemimpin dan aktivis dari negara-negara miskin, terutama yang rentan terhadap cuaca ekstrem yang diperparah oleh perubahan iklim, menyerukan perubahan besar-besaran di seluruh sistem bank pembangunan multilateral. Sebuah rencana yang dikenal sebagai Inisiatif Bridgetown, yang diajukan oleh Perdana Menteri Barbados Mia Mottley dan dianut oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, akan mempermudah dan mempercepat negara-negara berkembang yang terkena dampak bencana cuaca untuk mendapatkan uang dengan suku bunga yang lebih rendah untuk pemulihan dan pembangunan sehingga menjadi lebih tangguh.