Ahad 30 Apr 2023 12:42 WIB

Mobil Listrik Benarkah Lebih Rentan Terbakar?

Setelah mobil listrik terbakar sulit untuk dipadamkan.

Tesla Model S terbakar. Foto ilustrasi.
Foto: Hotcars
Tesla Model S terbakar. Foto ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,Mengurangi biaya kepemilikan dan membantu lingkungan hanyalah beberapa keuntungan dari memiliki mobil listrik (EV). Namun pertanyaan tentang keamanannya tetap ada, terutama saat membahas kebakaran mobil.

Jadi, faktanya seperti apa di balik kemungkinan EV terbakar setelah terjadi kecelakaan? Richard Morgan dari saluran YouTube Electric Classic Cars sebagaimana dikutip Hotcars, Sabtu (29/4/2023), menjelaskan perbedaan antara kebakaran mobil listrik dan kebakaran pada kendaraan pembakaran internal (mobil konvensional).

Baca Juga

Mobil bensin sebenarnya lebih mungkin terbakar

Banyak orang memahami bahwa mobil bertenaga bensin lebih mungkin terbakar daripada mobil listrik. Bensin memiliki kerapatan energi yang relatif tinggi, membuatnya sangat mudah terbakar di permukaan yang panas atau di dekat percikan api.

Mengambil tindakan pencegahan keselamatan, Morgan mengilustrasikan hal ini dengan menempatkan beberapa tetes gas dalam mangkuk logam. Menggunakan obor kecil, dia membakarnya. Gas langsung menyala.

Namun, di balik demonstrasi dasar ini, terdapat statistik yang sulit. Morgan mengatakan,  mobil berbahan bakar bensin 61 kali lebih mungkin terbakar daripada kendaraan listrik. Dia kemudian membahas apa yang diperlukan untuk menyalakan baterai listrik.

Baterai listrik jauh lebih sulit untuk dibakar

Baterai EV dapat menyala dengan salah satu dari tiga cara, menurut Morgan. Salah satu caranya adalah jika kecelakaan (crash) menusuk baterai. Lainnya adalah pengisian daya yang berlebihan, di mana terlalu banyak listrik yang masuk ke baterai.

Cara terakhir, seperti bensin, melalui suhu tinggi. Dalam baterai listrik yang berisi sejumlah sel, terlalu banyak panas menciptakan pelarian termal. Satu sel baterai mengandung energi yang sangat besar. Saat terjadi hubungan arus pendek, ini memicu panas di sel lain dan mengatur kondisi untuk pembakaran.

Tetapi untuk baterai lithium besi fosfat, seperti yang dipasang di Tesla, suhu harus naik hingga lebih dari 300º F sebelum terbakar. Baterai ini akan terus menyala hingga semua energinya habis.

Morgan membuktikannya dengan menyalakan api baterai Tesla. Butuh beberapa menit untuk akhirnya menyala dan bahkan lebih banyak waktu untuk terbakar. Dia juga mencoba untuk tidak berhasil melubangi baterai untuk melihat apakah itu akan menyala.

Namun Morgen mengakui, jebakan besar dari kebakaran mobil listrik adalah sulitnya dipadamkan. Ini masalah yang harus segera diatasi  pembuat mobil sehingga petugas pemadam kebakaran lebih siap untuk menangani kejadian seperti itu.

 

sumber : Hotcars
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement