REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura I bakal menjadi operator Bandara Kediri yang tengah dibangun produsen rokok PT Gudang Garam (GGRM). Bandara Kediri ditargetkan akan rampung akhir tahun ini dan dapat melayani pesawat berbadan lebar sejenis Boeing 777-300ER.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi menuturkan, kerja sama pengelolaan Bandara Kediri akan dilakukan selama 30 tahun. "Belanja modal (capital expenditure atau capex) 100 persen dari mereka (Gudang Garam). Kita posisinya sebagai operator, jadi pengelolanya AP I tapi investasinya merea yang melakukan," kata Faik dalam Media Gathering di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Faik menjelaskan, lantaran seluruh investasi ditanggung Gudang Garam, maka proses pembebasan tanah, pembangunan terminal, hingga fasilitas ditanggung seluruhnya oleh Gudang Garam. Adapun Bandara Kediri diharapkan mampu menambah intensitas penerbangan di wilayah Jawa Timur lantaran kapasitas Bandara Juanda yang cukup padat mencapai 20 juta penerbangan per tahun sebelum pandemi.
Ia meyakini ke depan, kebutuhan bandara di wilayah Jawa Timur akan semakin meningkat. Namun, ia menyebut, operasional Bandara Kediri sekaligus akan diarahkan untuk melayani penerbangan kargo yang saat ini kebutuhannya cukup besar di Jawa Timur.
"Saya kira ini hal yang positif, untuk memperkuat Juanda Surabaya," kata Faik.
Seperti diketahui GGRM melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (SDHI) resmi menandatangani kerja sama dengan pemerintah dalam rangka pembangunan Bandara Kediri, Jawa Timur pada 7 September 2022. Ini sekaligus menjadi proyek bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan pembiayaan swasta murni tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Kementerian Perhubungan mencatat total investasi pembangunan Bandara Kediri mencapai Rp 10,8 triliun. Terdiri dari Rp 6,6 triliun pada tahap I dan Rp 1,2 triliun pada tahap II, serta Rp 3 triliun pada tahap III.
Kapasitas penumpang bandara untuk tahap I akan mencapai 1,5 juta penumpang per tahun. Selanjutnya tahap II akan menjadi 4,5 juta penumpang per tahun dan kapasitas total di tahap III sebanyak 10 juta penumpang per tahun.