REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cirebon Power unit II 1x1000 MW sudah memasuki tahap akhir dengan melakukan uji coba operasi. Pembangunannya saat ini telah mencapai 99,8 persen.
"Pembangunan pembangkit Cirebon Power unit II sudah mencapai 99,8 persen," kata Wakil Direktur Utama Cirebon Power,Joseph Pangalila melalui pesan tertulis yang diterima di Cirebon, Rabu (12/4/2023).
Ia optimistis pembangkit unit II bisa menyelesaikan tahapan penting selanjutnya termasuk performance test dan uji coba operasi. Sehingga diharapkan lebih cepat untuk beroperasi secara komersial.
Menurutnya meskipun masih dalam masa uji coba, akan tetapi PLTU Cirebon Power Unit II sudah mampu memproduksi 581 ribu MWh (Mega watt hour), dan disuplai ke jaringan Jawa-Madura-Bali.
"Meskipun belum beroperasi secara komersial tapi telah memproduksi 581 ribu MWh (Mega watt hour)," tuturnya.
Joseph mengatakan, PLTU Cirebon Power baik unit I maupun unit II terbukti mampu menekan emisi, karena menggunakan teknologi ramah lingkungan super critical boiler dan ultra super critical.
Keunggulan teknologi itu lanjut Joseph, sekaligus bentuk komitmen perusahaan menjaga agar emisi pembangkit tetap di bawah ambang batas.
"Saat ini persetujuan teknis batas atas emisi pelaku usaha (PTBAE-PU) kita terima surplus, artinya tingkat emisi di bawah batas yang diberikan pemerintah. Ini yang akan kita pertahankan terus untuk kita pakai ke depan," katanya.
Ia menambahkan dengan teknologi ultra super critical, pembangkit Cirebon Power unit II mampu meningkatkan efisiensi penggunaan batu bara sehingga emisi yang dihasilkan lebih rendah.