REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Antam terus melakukan inovasi dalam menjalankan bisnis dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk, optimalisasi tingkat produksi dan penjualan, serta implementasi strategi pengelolaan biaya yang tepat dan efisien. Direktur Utama Antam Nicolas Kanter mengatakan hal ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam memaksimalkan imbalan hasil dari komoditas nikel, emas, dan bauksit.
"Melanjutkan capaian kinerja di 2022, Antam pada tahun ini terus berupaya mengoptimalkan kinerja operasional di seluruh komoditas inti dehgan menerapkan good mining practices dan operation excellent," ujar Nico dalam media gathering di Jakarta, Rabu (5/4/2023).
Pada komoditas emas, ucap Nico, Antam menargetkan produksi emas yang berasal dari tambang emas Pongkor sebesar 1.167 kg atau meningkat 28 persen dari target produksi emas pada 2022 sebesar 911 kg. Sedangkan untuk penjualan emas tahun ditargetkan mencapai 31.176 kg atau meningkat 11 persen dari target penjualan emas pada 2022 yang sebesar 28.011 kg.
"Target penjualan emas tersebut seiring uutlook pertumbuhan tingkat permintaan emas di dalam negeri," ucap Nico.
Nico menyampaikan target produksi logam perak untuk tahun ini direncanakan sebesar 7.536 kg atau meningkat 13 persen dari target produksi perak 2022 yang sebesar 6.643 kg. Sedangkan target penjualan perak mencapai 9.810 kg atau meningkat 14 persen dari target penjualan perak pada 2022 yang sebesar 8.643 kg.
Nico mengatakan Antam menargetkan kinerja positif untuk komoditas bijih nikel dan feronikel. Nico menyebut target produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel Antam dan penjualan kepada pelanggan domestik sebesar 11,30 juta wet metric ton (wmt) atau tumbuh 31 persen dari capaian produksi bijih nikel pada 2022 yang sebesar 8,62 juta wmt.
"Penjualan bijih nikel pada 2022 sebesar 6,95 juta wmt. Target penjualan bijih nikel tersebut seiring dengan Outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri," lanjut Nico.
Pada komoditas feronikel, ucap Nico, Antam menargetkan volume produksi dan penjualan di 2023 masing-masing sebesar 27.021 ton nikel dalam feronikel (TNi). Target produksi dan penjualan feronikel ini tumbuh masing-masing 12 persen dari capaian produksi feronikel 2022 sebesar 24.334 TNi dan capaian penjualan sebesar 24.210 TNi.
Nico menyampaikan target produksi dan penjualan feronikel yang ditetapkan turut memperhitungkan utilitas dan kestabilan operasi pabrik feronikel Antam di Kolaka, Sulawesi Tenggara serta kontribusi produksi dari pabrik feronikel Ahtam di Halmahera Timur, Maluku Utata yang akan beroperasi pada semester II 2023.
Untuk komoditas bijih bauksit, Nico mengatakan, Antam menargetkan volume produksi 2023 sebesar 2 juga wmt sesuai dengan tingkah kebutuhan bauksit pabrik chemical grade alumina (CGA) Tayan dan proyeksi penjualan bijih bauksit kepada pelanggan pihak ketiga. Nico menyebut target produksi ini tumbuh sekitar 21 persen dibandingkan capaian produksi bijih bauksit 2022 sebesar 1,65 juta wmt.
"Terkait penjualan bijih bauksit, perusahaan menargetkan tingkat penjualan sebesar 1,58 juta wmt atau meningkat 27 persen dibandingkan capaian penjualan bijih bauksit pada 2022 sebesar 1,24 juta wmt," sambung Nico.
Dalam mengoptimalkan operasi pabrik CGA Tayan serta meningkatkan volume penjualan produk produk, Nico menyampaikan Antam melalui entitas anak usaha, PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) menargetkan tingkat produksi dan penjualan alumina masing-masing sebesar 131 ribu wmt atau tumbuh empat persen dari target produksi dan penjualan alumina 2022 yang masing-masing sebesar 126 ribu wmt.
"Produksi alumina 2022 mencapai 120 persen dan penjualan alumina mencapai 114 persen dari target 2022," kata Nico.