REPUBLIKA.CO.ID,SHANGHAI--Raksasa kendaraan listrik China BYD Co Ltd melaporkan peningkatan laba kuartal keempat 2022 sebesar 11 kali lipat. Kenaikan tersebut BYD memperluas dominasinya di pasar domestik dengan berbagai macam produk.
Laba bersih untuk Oktober-Desember mencapai 7,3 miliar yuan (1,06 miliar dolar AS) dibandingkan 602 juta yuan setahun sebelumnya.
Untuk keseluruhan tahun 2022, laba bersih BYD meningkat 446 persen menjadi 16,6 miliar yuan, kata perusahaan, yang 12 persen sahamnya dimiliki oleh Berkshire Hathaway milik Warren Buffett.
Margin laba kotor untuk mobil dan produk terkaitnya yang menyumbang 77 persen dari total pendapatan BYD pada tahun 2022, meningkat menjadi 20,4 persen dari 3,7 persen pada tahun 2021.
Didukung oleh seri hybrid plug-in Dynasty dan Ocean dan mobil listrik murni, BYD tampaknya akan menyalip Volkswagen, yang merupakan merek mobil penumpang terlaris di China tahun lalu. BYD, diyakini mengambil mahkota pimpinan pasar itu pada bulan Februari untuk kedua kalinya dalam kuartal pertama 2023.
BYD juga telah menyalip Tesla Inc dalam penjualan mobil listrik (EV) di China. BYD menguasai 41 persen pasar mobil listrik di pasar mobil terbesar dunia selama dua bulan pertama tahun ini. Sebaliknya, Tesla hanya menguasai 8 persen pasar mobil listrik China.
Di tengah melemahnya permintaan, BYD juga menawarkan diskon untuk Song Plus dan Seal EV pada bulan Maret, bergabung dengan banyak pembuat mobil domestik China lainnya dalam perang harga yang awalnya dipelopori oleh Tesla.
Terlepas dari tantangan penyusutan permintaan pada tahun 2023, BYD mengatakan dalam laporan tahunan bahwa penjualan kendaraan energi baru akan melanjutkan momentum pertumbuhan yang kuat dan tingkat penetrasinya akan meningkat secara besar-besaran.
“Perusahaan akan memperkenalkan produk yang lebih kompetitif dan lebih meningkatkan kemampuan pengiriman untuk memenuhi permintaan pasar,” katanya perusahaan tersebut sebagaimana dilaporkan Reuters Selasa (28/3/2023).
Meski demikian, raksasa EV China tersebut telah memperlambat produksi sejak awal tahun ketika penjualan di seluruh industri mulai melambat dan China mengakhiri program subsidi nasional untuk EV dan kendaraan listrik plug-in.
Pasar yang melambat itu membuat BYD mengurangi shift di dua pabrik perakitan mobil di Shenzhen dan Xian di China yang memproduksi model terlarisnya, termasuk Song dan Qin EVs.
Mobil listrik BYD ditenagai oleh baterai lithium yang dikembangkan dan diproduksi sendiri. Batrei tersebut dikenal sebagai Baterai Blade, yang menggunakan besi fosfat yang lebih murah namun lebih stabil daripada baterai berbasis nikel dan kobalt. Menurut SNE Research, volume pemasangan baterainya menduduki peringkat kedua secara global di Janauri dengan pangsa pasar 17,6 persen melebihi LG Energy Solutions.