Selasa 21 Mar 2023 14:26 WIB

Pemerintah akan Evaluasi Harga Pertalite

Dengan fluktuasi harga minyak mentah saat ini, sulit memprediksi stabilitas harga.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas mengisi bahan bakar minyak jenis Pertalite di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Kamis (29/9/2022). Pemerintah masih belum akan menurunkan harga jual BBM RON 90 atau Pertalite meskipun tren harga minyak dunia sudah mulai turun.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Petugas mengisi bahan bakar minyak jenis Pertalite di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Kamis (29/9/2022). Pemerintah masih belum akan menurunkan harga jual BBM RON 90 atau Pertalite meskipun tren harga minyak dunia sudah mulai turun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih belum akan menurunkan harga jual BBM RON 90 atau Pertalite meskipun tren harga minyak dunia sudah mulai turun.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pemerintah baru akan mengkaji harga pertalite jika harga minyak dunia menyentuh level 65 dolar AS per barel.

Baca Juga

"Kalau masih di angka 70 dolar AS, belum. Harga keekonomiannya masih di atas harga jual sekarang. Tapi kalau mungkin sentuh 65 dolar AS per barel, kita coba hitung lagi kemungkinan peluang perubahan harganya," ujar Tutuka saat di JCC, Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Tutuka menjelaskan dalam menentukan harga jual pertalite, pemerintah memiliki formula harga BBM yang diatur di dalam keputusan menteri. Dalam formula tersebut selain komponen harga minyak mentah juga ada margin badan usaha, biaya distribusi, dan pengangkutan serta pengolahan.

Tutuka juga menjelaskan dengan fluktuasi harga minyak mentah saat ini, masih sulit memprediksi stabilitas harga. Untuk itu, agar tidak berimbas pada APBN, pemerintah masih akan mempertahankan harga jual ini.

"Kita hitung semua, kita antisipasi juga. Tapi kami menduga kalau angkanya sudah 65 dolar baru kita bisa melakukan penyesuaian," ujar Tutuka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement