REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imbas perang antara Rusia dan Ukraina mengakibatkan investasi khususnya di sektor migas Indonesia menjadi tersendat. Hal ini disebabkan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia akibat perang tersebut mempengaruhi keputusan bisnis mitra bisnis Rusia.
Sedangkan di Indonesia sendiri, Rusia memegang dua proyek migas yang cukup besar. Pembangunan Kilang Tuban dan pengembangan Blok Natuna menjadi dua proyek yang dipegang oleg Roosneft, perusahaan migas asal Rusia.
"Pasti kena dampak sih ke kita. Terutama yang Kilang Tuban. Makanya ini kami lagi cari solusi gimana supaya dampak ini nggak berpengaruh pada proyek," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Kementerian ESDM, Jumat (17/3/2023).
Namun untuk proyek Blok Natuna, Rusia bukan satu satunya perusahaan yang akan mengembangkan Blok ini. Namun, dengan sanksi tersebut komposisi konsorsium bisa berubah.
"Kalau Natuna kan operator utamanya memang bukan Rusia, tetap akan jalan terus namun ya nanti kita dorong untuk cari partner baru lagi," ujar Arifin.
Presiden Rusia Vladimir Putin dijatuhi sanksi oleh negara negara di dunia imbas perang yang tak kunjung usai. Banyak negara, khususnya Uni Eropa yang menyatakan mundur dari proyek maupun rencana investasi jika di dalamnya ada keterilbatan Rusia.