REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT DCI Indonesia Tbk (kode saham: DCII) mencetak laba sebesar Rp 367,84 miliar pada akhir tahun 2022. Nilai ini naik 40,69 persen year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar Rp 261,45 miliar pada tahun 2021.
Melansir laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (15/3/2023), laba emiten data tersebut ditopang oleh pendapatan perseroan yang mencapai Rp 1,04 triliun hingga akhir 2022, atau naik 19,82 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp 871,24 miliar pada 2021. Pendapatan perseroan ditopang dari jasa colocation yang mencapai Rp 988,98 miliar hingga akhir 2022, atau naik 19,82 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp 828 miliar pada akhir 2021.
Selain itu, ditopang dari pendapatan lainnya yang mencapai Rp 54,97 miliar hingga akhir 2022, atau naik 27,14 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp 43,23 miliar pada akhir 2022.
Emiten dengan 29,90 persen sahamnya dimiliki oleh Otto Toto Sugiri ini mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar Rp 444,38 miliar, atau naik 12,43 persen yoy dari sebelumnya sebesar Rp 395,23 miliar pada tahun 2021. Lebih lanjut, beban pemasaran sebesar Rp 2,03 miliar, atau meningkat 82,73 persen yoy dari sebelumnya Rp1,11 miliar pada tahun 2021, serta beban umum administrasi tercatat sebesar Rp 69,84 miliar, atau naik 24,89 persen yoy dari sebelumnya Rp 55,92 miliar.
Kemudian, beban keuangan tercatat Rp 83,48 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 87,82 miliar pada 2021.
Perseroan mencatatkan liabilitas sebesar Rp 1,63 triliun hingga akhir 2022, atau turun 8,12 persen yoy dari sebelumnya Rp 1,77 triliun pada 2021, dan ekuitas tercatat Rp 1,58 triliun, atau meningkat 30,47 persen yoy dari sebelumnya Rp 1,21 triliun pada 2021.
Dengan demikian, hingga akhir 2022, perseroan mencatatkan aset sebesar Rp 3,21 triliun hingga akhir 2022, atau naik 7,55 persen yoy dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 2,99 triliun pada 2021.