REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Lampung mengatakan, pasar oleoresin lada hitam Lampung berpotensi besar untuk dikembangkan.
"Mengenai lada Lampung sebenarnya ekspornya tidak ada masalah sejauh harga kompetitif dan pasokannya ada," ujar Ketua Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Lampung Sumita, di Bandarlampung, Sabtu (4/3/2023).
Ia mengatakan, untuk mengembangkan potensi lada hitam Lampung lebih maksimal, haruslah dilakukan ragam upaya salah satunya melalui hilirisasi produk. "Saat ini hilirisasi lada baru sebatas pengembangan lada organik. Sebenarnya ada pasar yang lebih potensial yaitu pengembangan oleoresin sebagai bahan baku minyak lada karena harga jualnya sangatlah tinggi," katanya.
Dia menjelaskan produk oleoresin lada hitam pun memiliki pasar yang cukup luas karena permintaannya yang tinggi. Oleoresin setingkat lebih tinggi dari produk turunan lada lainnya dari segi harga.
"Investasi pengembangan ini cukup besar saat ini pengusaha masih membutuhkan bantuan pemerintah untuk mengelola ini sebab potensinya besar sekali," ucap Sumita.
Menurut dia dalam pengembangan hilirisasi lada hitam Lampung salah satunya menjadi produk oleo, perlu diimbangi dengan penyediaan bahan baku biji lada yang melimpah. Masalah lada yang dalam tiga tahun ini ekspornya turun sampai 30 persen itu karena produksinya turun, jadi perlu meningkatkan produksi.
Untuk pengembangan jadi oleo sepertinya pun harus dilakukan dengan komoditas lain seperti cengkeh dan pala. Karena lada ini sifatnya musiman sedangkan produksi oleo tidak bisa berhenti.
Ia melanjutkan, dalam pengembangan hilirisasi lada pemerintah harus mencari solusi untuk meningkatkan produktivitas. Salah satunya dengan mengakomodasi petani agar kembali menanam lada. Termasuk memberi kepastian kepada petani agar menanam lada, seperti menjamin harga stabil serta bisa terbebas dari penyakit tanaman.
"Setidaknya dengan meningkatkan penanaman satu kali lipat sudah cukup meningkatkan produktivitas lada hitam Lampung," ujar dia lagi.
Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan bahwa ada kemungkinan pengembangan hilirisasi lada hitam menjadi oleoresin di Lampung untuk meningkatkan nilai jual komoditas unggulan daerah itu. Provinsi Lampung merupakan produsen lada hitam.
Hanya saja, kini produktivitas lada hitam Lampung mengalami penurunan cukup signifikan dengan hanya mampu menghasilkan 0,7 kuintal per hektare. Sedangkan luasan lahan lada di Lampung seluas 46.847 haktare, dan produksinya 15.229 ton pada 2022 sehingga pemerintah daerah setempat terus berupaya untuk meningkatkan produksi komoditas unggul tersebut.