Jumat 03 Mar 2023 16:45 WIB

Surat Berharga Syariah Negara SR018 Bisa Dibeli Hingga 29 Maret 2023

SR018 diterbitkan dalam dua tipe tenor, yakni SR018-T3 dan SR018-T5.

Surat berharga negara. Para investor dapat mulai membeli Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel seri SR018 yang ditawarkan pemerintah pada 3-29 Maret 2023.
Foto:

Pembelian atau pemesanan minimal untuk SR018-T3 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp 1 juta dengan maksimum Rp 5 miliar, sementara pembelian atau pemesanan minimal untuk SR018-T5 adalah Rp 1 juta dan kelipatan Rp 1 juta dengan maksimum Rp 10 miliar.

Dengan berinvestasi di SR018, investor membantu membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan mendukung pembangunan proyek infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan jumlah investor SBN di bulan Januari 2023 telah mencapai 848 ribu investor, sementara pada periode yang sama di tahun 2022, jumlahnya menyentuh angka 629 ribu investor.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, menjelaskan tujuan penerbitan SR018 yaitu membantu membiayai APBN, termasuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia dan memperluas basis investor dalam negeri.

 

Penjualan sukuk ritel seri SR018 dilakukan secara dalam jaringan untuk mempermudah akses masyarakat berinvestasi di SBSN ritel dan mendukung terwujudnya keuangan inklusif. Pemesanan pembelian disampaikan melalui sistem elektronik yang disediakan oleh 33 mitra distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement