Selasa 28 Feb 2023 06:35 WIB

IHSG Menguat, Arus Modal Masuk Mencapai Rp 3,38 Triliun

OJK mencatat, IHSG hingga 24 Februari 2023 menguat sebesar 0,25 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat IHSG hingga 24 Februari 2023 menguat sebesar 0,25 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan berada di dekat papan pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat IHSG hingga 24 Februari 2023 menguat sebesar 0,25 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat IHSG hingga 24 Februari 2023 menguat sebesar 0,25 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, hal tersebut seiring investor nonresiden yang membukukan inflow atau arus masuk modal sebesar Rp 3,38 triliun.

“Secara year to date, IHSG menguat tipis 0,09 persen dengan inflow investor nonresiden sebesar Rp 162,8 miliar,” kata Inarno dalam konferensi video RDK OJK Februari 2023, Senin (27/2/2023).

Baca Juga

Sementara itu, Inarno mengatakan, di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,04 persen dibandingkan bulan sebelumnya ke level 350,07 dan menguat 1,53 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2022. Untuk pasar obligasi korporasi, Inarno menyebut aliran dana keluar investor nonresiden tercatat sebesar Rp 84,2 miliar secara month to date dan Rp 177,2 miliar dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Lalu di pasar SBN, nonresiden mencatatkan outflow Rp 5,82 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. “Namun, secara year to date membukukan inflow sebesar Rp 43,88 triliun,” ucap Inarno.

Inarno menambahkan, rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara bulanan naik sebesar 6,20 basis poin (bps). Sementara, secara tahunan masih naik sebesar 12,66 bps.

Untuk Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp 509,18 triliun atau menurun 0,05 persen secara bulanan dengan investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp 3,96 triliun. Secara tahunan, Inarno mengatakan NAB reksa dana tumbuh 0,85 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp 7,88 triliun.

Penghimpunan dana oleh perusahaan melalui pasar modal hingga 24 Februari 2023 tercatat sebesar Rp 35,8 triliun dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 17 emiten. Untuk pipeline, Inarno mengatakan masih terdapat 73 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 108,4 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO yang akan dilakukan oleh 45 calon emiten baru.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, Inarno menuturkan telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK. Hal tersebut dengan 360 penerbit, 142.474 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 778,5 miliar.

“Tren pertumbuhan jumlah investor terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,60 juta investor per 23 Februari 2023,” tutur Inarno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement