Ahad 26 Feb 2023 16:37 WIB

Kunci Sukses Transformasi BUMN, Wamen: Adaptif dan Lincah

ASDP dinilai berhasil dan stabil dalam pelaksanaan transformasi perusahaan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Penumpang penyeberangan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dinilai berhasil dan stabil dalam pelaksanaan transformasi perusahaan yang telah berjalan dalam kurun waktu lima tahun, mulai dari proses bisnis dan efisiensi yang terlihat pada kinerja gemilang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penumpang penyeberangan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dinilai berhasil dan stabil dalam pelaksanaan transformasi perusahaan yang telah berjalan dalam kurun waktu lima tahun, mulai dari proses bisnis dan efisiensi yang terlihat pada kinerja gemilang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dinilai berhasil dan stabil dalam pelaksanaan transformasi perusahaan yang telah berjalan dalam kurun waktu lima tahun, mulai dari proses bisnis dan efisiensi yang terlihat pada kinerja gemilang. Hal ini disampaikan Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo dalam sharing session bertajuk "Kunci Sukses Transformasi di BUMN" di kantor ASDP, Jakarta, Jumat (24/2/2023).

Pria yang akrab disapa Tiko itu mengapresiasi terwujudnya gedung kantor pusat ASDP yang telah lama dinantikan. "Salah satu yang krusial dari transformasi adalah transformasi workplace yang merepresentasikan budaya kerja yang baru," ujar Tiko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (25/2/2023) malam.

Baca Juga

Dalam sharing session, Tiko mengisahkan Bank Mandiri sebagai contoh kisah sukses transformasi BUMN. Bank Mandiri merupakan gabungan empat bank, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia. Di awal transformasinya, Mandiri membutuhkan waktu empat tahun untuk mengubah pola pikir karyawan tentang profitabilitas. Setelah 20 tahun, Bank Mandiri kini menjadi bank yang memiliki harga saham tertinggi bila dibandingkan seluruh Himbara.

Tiko mengatakan, kini semua perusahaan berlomba untuk memiliki konsep ekonomi berkelanjutan dan mengacu pada ESG. BUMN yang juga berperan sebagai agen pembangunan tidak hanya memikirkan keuntungan semata namun sudah memiliki semangat bersama membangun negeri. 

"ASDP saat ini melayani 70 persen lintasan komersial adalah bentuk dari pelayanan dan bakti pada Indonesia. Transformasi bukan pekerjaan semalam, harus ada peta jalan yang jelas, ada Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang nantinya diturunkan menjadi Key Performance Indicator (KPI) hingga level individu," ucap pria kelahiran 18 Juli 1973 tersebut.

Tiko menilai quick wins diperlukan sebagai dorongan yang memberikan harapan di awal, namun tetap fokus dan konsisten dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam RJPP. Selain kemampuan beradaptasi dan kelincahan, ucap Tiko, kunci sukses transformasi lainnya ialah pengelolaan pemangku kepentingan internal dan eksternal yang terjalin dengan baik.

Menurut Tiko, sebagian besar BUMN transportasi di Tanah Air memiliki rekam jejak yang cukup baik dalam aspek keselamatan. Ia menyebut, setiap BUMN menghadirkan layanan prima yang tetap memprioritaskan aspek keselamatan. 

"Transformasi di BUMN tentu membutuhkan figur dan karakter yang kuat sebagai leader. Sikap dan karakter kuat yang harus dimiliki, kuncinya sabar dan tidak kenal lelah. Sebagai leader, dituntut konsisten, persisten, empati dan sabar. Ini penting," ujar mantan Presiden Direktur PT Indonesia Infrastructure Finance itu.

Tiko menyampaikan ASDP telah melakukan transformasi digital secara menyeluruh dan menghasilkan kinerja positif bahkan di periode pandemi Covid-19. Tahun lalu, ASDP telah menuntaskan program digitalisasi pembayaran tiket penyeberangan dari total target 17 pelabuhan di seluruh Indonesia yang menerapkan transaksi secara nontunai. 

Selain itu, perusahaan berhasil mencatatkan tren pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dari tahun ke tahun. Pada 2016, laba bersih ASDP tercatat baru Rp 233,41 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 269,26 miliar pada 2017, lalu turun sedikit Rp 255,63 miliar pada 2018. Laba ASDP melonjak lagi menjadi Rp 318,10 miliar pada 2019, turun karena pandemi menjadi Rp 181,15 miliar pada 2020, dan melesat menjadi Rp 326,30 miliar pada 2021.

"Kinerja pendapatan juga tumbuh signifikan pada periode 2016-2021. Pada 2016, pendapatan ASDP tercatat Rp 2,45 triliun, melonjak menjadi Rp 2,73 triliun pada 2017, naik lagi menjadi Rp 2,92 triliun pada 2018, melesat menjadi Rp 3,31 triliun pada 2019, lalu Rp 3,2 triliun pada 2020, dan melonjak lagi menjadi Rp 3,55 triliun pada 2021," kata mantan Dirut Bank Mandiri tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement