REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten dengan kode saham PGEO ini melantai di pasar modal melalui mekanisme penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Saat debut, saham PGEO langsung mendapat apresiasi dari pasar dengan dibuka menguat ke level 925. Saat IPO, saham PGEO ditawarkan dengan harga penawaran 875 per saham.
Meski demikian, penguatan saham anak usaha BUMN ini tidak bertahan lama. Sesat setelah dibuka naik, saham PGEO jatuh ke zona merah dan langsung menyentuh batas Auto Rejection Bawah (ARB) sebesar ke posisi 815.
Dalam gelaran IPO, perseroan melepas sebanyak 10,35 miliar lembar saham atau setara 25 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga penawaran umum Rp 875 untuk setiap sahamnya, PGEO memperoleh dana sejumlah Rp 9,05 triliun.
Dengan perolehan dana tersebut, anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) itu bakal mengalokasikan sebagian dana IPO untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex).
Dalam penawaran umum perdana saham, PGE menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.