Kamis 23 Feb 2023 18:33 WIB

Pedagang Pasar: Ramadhan Masih Sebulan Lagi tapi Harga Pangan Sudah Mahal

Beberapa harga komoditas mahal yaitu cabai rawit merah, cabai merah, bawang, minyak.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Pedagang bawang melakukan transaksi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/2/2023). Menjelang bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah, sejumlah kebutuhan bahan pangan seperti cabai rawit merah, cabai keriting, dan kentang mulai merangkak naik. Untuk harga cabai rawit merah saat ini kisaran Rp67.000 hingga Rp70.000 per kilogram, dari harga sebelumnya sekitar Rp50.000 per kilogram, dan harga kentang mengalami kenaikan Rp3.000 menjadi Rp17.000 per kilogram. Sementara untuk harga bawang merah cenderung mengalami penurunan dari sebelumnya Rp40.000 per kilogram, kini Rp35.000 per kilogram.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang bawang melakukan transaksi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (20/2/2023). Menjelang bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah, sejumlah kebutuhan bahan pangan seperti cabai rawit merah, cabai keriting, dan kentang mulai merangkak naik. Untuk harga cabai rawit merah saat ini kisaran Rp67.000 hingga Rp70.000 per kilogram, dari harga sebelumnya sekitar Rp50.000 per kilogram, dan harga kentang mengalami kenaikan Rp3.000 menjadi Rp17.000 per kilogram. Sementara untuk harga bawang merah cenderung mengalami penurunan dari sebelumnya Rp40.000 per kilogram, kini Rp35.000 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti kenaikan harga bahan pangan yang mulai terjadi meskipun Ramadhan masih hampir sebulan lagi. Kenaikan harga itu pun dinilai memberatkan masyarakat di tengah situasi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya.

"Permintaan belum naik menjelang Ramadhan, tetapi beberapa bahan pokok sudah mulai cukup tinggi harganya," kata Sekretaris Jenderal Ikappi, Reynaldi melalui pernyataan resminya, Kamis (23/2/2023).

Baca Juga

Ia mengungkapkan gejolak harga pangan biasanya terjadi sekitar 15 hari menjelang Ramadhan. Itu karena permintaan juga sudah mengalami kenaikan cukup signifikan.

Beberapa harga komoditas yang cukup tinggi antara lain cabai rawit merah yang sudah sekitar Rp 60 ribu per kg, cabai merah sekitar Rp 65 ribu per kg, bawang merah kisaran Rp 45 ribu per kg, bawang putih Rp 38 ribu per kg serta Minyakita masih dihargai Rp 15 ribu per liter dari ketentuan Rp 14 ribu per lier.

"Lalu daging, telur, ayam, gula pasir, garam. Itu juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi di beberapa pekan terakhir dan menimbulkan banyak kegaduhan emak-emak di masyarakat," katanya.

Lebih lanjut, Ikappi pun menilai kenaikan harga yang lebih cepat menjadi bukti tim pangan yang dipersiapkan oleh presiden masih belum mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

"Antara lain Kementrian Perdagangan, Kementrian Pertanian, Badan Pangan Nasional serta beberapa lembaga lain seperti Bulog, ID food," kata dia.

Ikappi menilai, tim yang di berikan perintah presiden untuk menjaga stabilitas pangan disaat krisis pangan terjadi menjadi tantangan untuk menyelesaikan persoalan.

"Kita tahu beberapa saat yang lalu kita dihadapkan dengan beberapa persoalan kegaduhan Minyakita yang menimbulkan inflasi, berikutnya kegaduhan beras yang juga menimbulkan inflasi. Sekarang kita harus berhadapan dengan beberapa komoditas yang tercatat cukup tinggi kenaikannya," ujar dia.

Pihaknya pun meminta kepada pemerintah untuk menyiapkan strategi dan eksekusi di lapangan sehingga persoalan pangan ini bisa diatasi. Namun, hal yang paling penting dilakukan yakni memperkuat pendataan.

Selanjutnya, pemerintah masih harus memperbaiki desain pangan nasional. "Desain yang secara disiplin dan terus menerus dilakukan dengan baik, didampingi dengan baik, petaninya di advokasi, serapannya juga di pikirkan termasuk distribusinya diperbaiki ini agar harga pangan di Ramadhan nanti tidak melambung tinggi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement