REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Blue Bird Tbk memproyeksikan biaya operasional perseroan bisa turun sebesar 60 persen dengan adanya kendaraan listrik.
Wakil Direktur Utama Blue Bird Andre Djokosoetono di depan awak media di Gedung Blue Bird Headquarter, Jakarta, Selasa (21/2/2023), menyampaikan perseroan telah menyiapkan Rp2 triliun untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2023.
Dari sejumlah capex tersebut, perseroan akan menggunakannya untuk membeli kendaraan baru dan melakukan peremajaan terhadap kendaraan lama, dengan total sebanyak 6.000 kendaraan. "Sudah termasuk bus listrik," ujar Andre.
Selain itu, perseroan menargetkan sebanyak 300 hingga 500 kendaraan listrik baru pada tahun ini. Pihaknya memastikan perseroan telah menyiapkan anggaran untuk menyediakan kendaraan listrik tersebut, meskipun nantinya tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Sebagaimana diketahui, pemerintah sedang menyiapkan skema subsidi untuk kendaraan listrik, yang mana untuk motor listrik sudah ditetapkan sebesar Rp7 juta per motor yang berlaku pada Maret 2023.
Sementara untuk kendaraan roda empat belum ditentukan nilai insentif atau subsidi yang akan diberikan. Pihaknya menyampaikan keunggulan kendaraan listrik di antaranya menurunnya biaya operasional serta tidak adanya emisi karbon. "Kita harus berkontribusi positif dari pengurangan emisi," ujar Andre.
Dalam kesempatan ini, pihaknya optimistis kinerja pendapatan dan laba perseroan pada kuartal IV 2022 akan melebihi capaian pada kuartal III-2022. Blue Bird mencatatkan laba bersih Rp 260,62 miliar pada kuartal III 2022. Ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang mencapai 73 persen menjadi Rp 2,5 triliun.