Kamis 23 Oct 2025 10:10 WIB

IHSG Menguat di Tengah Pelemahan Mayoritas Bursa Global

Kebijakan BI dan pertumbuhan kredit perbankan dukung penguatan pasar domestik.

IHSG dibuka menguat 53,79 poin atau 0,66 persen ke posisi 8.206,34. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
IHSG dibuka menguat 53,79 poin atau 0,66 persen ke posisi 8.206,34. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi bergerak menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa saham kawasan dan global.

IHSG dibuka menguat 53,79 poin atau 0,66 persen ke posisi 8.206,34. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,50 poin atau 0,68 persen ke posisi 811,80.

Baca Juga

“IHSG berpotensi kembali rebound hari ini,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, dalam kajiannya di Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 21–22 Oktober 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di level 4,75 persen (deposit facility 3,75 persen, lending facility 5,50 persen).

BI akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah ditempuh, prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi, serta stabilitas nilai tukar rupiah dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI Rate.

Selain itu, BI melaporkan kredit perbankan tumbuh 7,70 persen year on year (yoy) pada September 2025, sedikit lebih tinggi dari 7,56 persen pada Agustus. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh kredit investasi yang naik 15,18 persen (yoy), sedangkan kredit modal kerja dan konsumsi masing-masing meningkat 3,37 persen (yoy) dan 7,42 persen (yoy).

Dari mancanegara, muncul kekhawatiran baru terkait hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ditambah laporan kinerja keuangan yang mengecewakan dari sejumlah raksasa teknologi, hal ini membuat investor melakukan aksi jual.

Tekanan jual semakin kuat setelah Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengonfirmasi bahwa Gedung Putih tengah mempertimbangkan pembatasan ekspor perangkat lunak buatan AS ke China.

Langkah tersebut mengikuti pernyataan Presiden AS, Donald Trump, dua pekan lalu yang menegaskan bahwa AS akan menerapkan pembatasan ekspor terhadap “seluruh perangkat lunak penting” mulai 1 November 2025.

Pada perdagangan Rabu (22/10/2025), bursa saham Eropa ditutup mayoritas melemah, di antaranya indeks Euro Stoxx 50 melemah 0,80 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,93 persen, indeks DAX Jerman melemah 0,74 persen, serta indeks CAC Prancis melemah 0,63 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga ditutup kompak melemah pada perdagangan Rabu (22/10), di antaranya indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,71 persen ke level 46.590,60, indeks S&P 500 melemah 0,53 persen ke level 6.699,51, dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,99 persen ke level 24.879,75.

Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain, indeks Nikkei melemah 635,79 poin atau 1,31 persen ke 48.664,80; indeks Shanghai melemah 34,22 poin atau 0,87 persen ke 3.879,25; indeks Hang Seng melemah 101,77 poin atau 0,41 persen ke 25.676,50; dan indeks Strait Times menguat 4,57 poin atau 0,10 persen ke 4.980,07.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement