Senin 20 Feb 2023 11:13 WIB

Neraca Pembayaran Positif Berkat Surplus Transaksi Berjalan

BI melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2022 tetap solid.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, NPI pada kuartal IV 2022 mencatat surplus 4,7 miliar dolar AS.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, NPI pada kuartal IV 2022 mencatat surplus 4,7 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2022 tetap solid dan mampu menopang ketahanan eksternal Indonesia. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, NPI pada kuartal IV 2022 mencatat surplus 4,7 miliar dolar AS.

"NPI ini meningkat dibandingkan dengan kinerja kuartal sebelumnya yang tercatat defisit 1,3 miliar dolar AS," kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Senin (20/2/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, kinerja NPI kuartal IV 2022 ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang tinggi. Selain itu juga didukung perbaikan defisit transaksi modal dan finansial.

BI mencatat transaksi berjalan kembali mencatat surplus yang didukung dengan surplus neraca perdagangan barang yang tetap tinggi. Erwin menuturkan, transaksi berjalan surplus sebesar 4,3 miliar dolar AS atau 1,3 persen dari PDB.

"Ini melanjutkan capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar 4,5 miliar dolar AS atau 1,3 persen dari PDB," tutur Erwin.

Dia menjelaskan, kinerja transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang terjaga. Hal tersebut dikarenakan harga komoditas ekspor yang tetap tinggi.

Selain itu, Erwin menuturkan, defisit neraca perdagangan migas menurun seiring dengan tren penurunan harga minyak dunia di tengah kecenderungan peningkatan kebutuhan bahan bakar pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Defisit neraca jasa membaik ditopang kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagai dampak positif penyelenggaraan berbagai event internasional selama periode laporan dan pola musiman akhir tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement