Jumat 17 Feb 2023 21:27 WIB

Mentan: Petani Milenial Harus Bisa Urus Produksi Hingga Pengolahan Pangan

Mentan mengajak anak muda untuk tak ragu terjun ke usaha sektor pertanian.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberi pelatihan kepada 105 petani milenial Jawa Tengah di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/2/2023). Syahrul Yasin Limpo mengajak anak muda untuk tak ragu terjun ke usaha sektor pertanian.
Foto: Dok Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberi pelatihan kepada 105 petani milenial Jawa Tengah di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/2/2023). Syahrul Yasin Limpo mengajak anak muda untuk tak ragu terjun ke usaha sektor pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak anak muda untuk tak ragu terjun ke usaha sektor pertanian. Menurutnya, peluang untuk mendapatkan keuntungan semakin besar. Apalagi, petani tak lagi hanya sekadar mengurusi produksi namun pengolahan hingga pemasarannya.

“Petani bisa main di awal (produksi), tengah, ataupun akhir (pemasaran),” kata Syahrul saat menghadiri penutupan Pelatihan Teknis Penguatan Kelembagaan Petani bagi Petani Milenial, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/2/2023).

Baca Juga

Ia memastikan, sektor pertanian juga dinilainya menjanjikan. Terbukti, ketika masa pandemi semua sektor turun, sektor pertanian bisa tetap tumbuh. “Pertanian tidak ada matinya. Tidak ada hari yang bisa hidup tanpa pertanian,” ungkap Syahrul.

Ia pun menyebutkan anak muda diharapkan memiliki keterbukaan pemikiran dan sikap militan dalam menghadapi berbagai perubahan. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan memberikan bekal bagi para petani milenial berupa pelatihan. Melalui pelatihan, Syahrul berharap para petani milenial bisa melakukan berbagai terobosan.

“Di balik pelatihan yang diadakan, kita mencoba mendorong perencanaan yang terukur untuk mengembangkan pertanian di hulu hingga ke hilir,” tuturnya.

Pada Jumat (17/2/2023), Kementan juga baru menyelesaikan pelatihan bagi 105 petani milenial dari Jawa Tengah. Mereka mendapatkan pelatihan berupa smart farming, penggunaan kredit usaha rakyat (KUR), serta kelembagaan petani.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian Dedi Nursyamsi mengungkapkan, pelatihan dirancang agar peserta dapat memahami pengelolaan kelompok tani dalam upaya pengelolaan usaha tani yang efisien berbasis teknologi informasi, pasar, dan sumber permodalan.

“Pertanian kita di masa yang akan datang menjadi milik petani milenial sehingga pelatihan bagi petani milenial menjadi penting. Kita perlu memberikan mereka bekal, mulai dari smart farming, penggunaan KUR, dan pengetahuan agribisnis,” ujar Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement