Jumat 17 Feb 2023 06:40 WIB

Kurangnya Fasilitas Penitipan Anak Buat Perempuan Enggan Bekerja

Banyak perempuan berhenti bekerja setelah mereka memiliki anak.

Anak-anak bermain di tempat penitipan anak (ilustrasi). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kurangnya fasilitas penitipan anak membuat rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.
Foto: ist
Anak-anak bermain di tempat penitipan anak (ilustrasi). Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kurangnya fasilitas penitipan anak membuat rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kurangnya fasilitas penitipan anak membuat rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.

"Beberapa tantangan dalam meningkatkan jumlah perempuan dalam angkatan kerja di antaranya kurangnya pilihan tempat penitipan anak yang tersedia di tempat kerja dan lingkungan tempat tinggal," kata Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Baca Juga

Agus di webinar bertajuk "Memperkuat Ekosistem untuk Pekerja Perempuan: Kebijakan Lingkungan Kerja yang Inklusif" mengatakan, pilihan tempat penitipan anak juga membutuhkan biaya yang tinggi sehingga tidak terjangkau oleh keluarga kelas menengah. Menurutnya, hal ini membuat banyak perempuan berhenti bekerja setelah mereka memiliki anak.

"Hal ini sering menyebabkan perempuan mengambil keputusan untuk keluar dari dunia kerja, terutama mereka yang memiliki anak kecil," kata Agus.

Selain itu, para perempuan juga dituntut untuk menjalankan peran dan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga sehingga sulit untuk memprioritaskan pekerjaan mereka. Sulit bagi perempuan Indonesia untuk memprioritaskan pekerjaan mereka dan memberikan semuanya di tempat kerja.

"Karena mayoritas pekerja perempuan di negara ini juga diharapkan untuk menjalankan peran dan tanggung jawab mereka sebagai ibu rumah tangga," kata Agus.

Kondisi ini menyebabkan hanya 55,9 persen dari perempuan dalam usia kerja yang berpartisipasi dalam angkatan kerja. Dari jumlah tersebut, sekitar 81,8 persen bekerja pada sektor informal.

"Dua per tiga penduduk perempuan Indonesia berada dalam usia kerja dan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Namun, hanya 55,9 persen perempuan yang berpartisipasi dalam angkatan kerja, dimana 81,8 persen pekerjaan perempuan berada di sektor informal," kata Agus.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement