REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu menurun setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah pada Rabu (15/2/2023) ditutup melemah 39 poin atau 0,26 persen ke posisi Rp 15.206 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.167 per dolar AS.
"Rupiah diperkirakan melemah oleh naiknya imbal hasil obligasi AS setelah rilis data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Lukman menuturkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level 3,742 persen, dan tenor dua tahun meningkat ke level 4,608 persen. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Selasa (14/2/2023) bahwa indeks harga konsumen AS, ukuran utama inflasi, naik 0,5 persen pada Januari dalam basis bulanan, kenaikan terbesar dalam tiga bulan dan lebih tinggi dari 0,4 persen yang diharapkan oleh para ekonom.
Tingkat inflasi tahunan mencapai 6,4 persen pada Januari, turun sedikit dari 6,5 persen pada Desember dan lebih tinggi dari konsensus pasar sebesar 6,2 persen.
Inflasi AS yang sangat tinggi menunjukkan suku bunga akan tetap tinggi lebih lama dari yang diharapkan investor. Pejabat Bank Sentral AS atau The Fed mengatakan perlu terus menaikkan suku bunga secara bertahap untuk mengalahkan inflasi.