Selasa 14 Feb 2023 09:32 WIB

Pertamina Gelar Simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat

Simulasi ini sebagai upaya antisipasi dan kesigapan dalam menangani keadaan darurat

PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus bekerja sama dengan Polda Jawa Timur menggelar simulasi penanggulangan keadaan darurat, (ilustrasi).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus bekerja sama dengan Polda Jawa Timur menggelar simulasi penanggulangan keadaan darurat, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus bekerja sama dengan Polda Jawa Timur menggelar simulasi penanggulangan keadaan darurat level 0 dengan skenario keracunan massal, kebakaran gedung, dan ancaman bom.

Pejabat Sementara Executive Generaal Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional JatimbalinusI. MR Arnaya Gula di Surabaya, Senin (13/2/2023) lalu, mengatakan pihaknya rutin melaksanakan simulasi keadaan darurat terutama terhadap seluruh sarana dan fasilitasi seperti Fuel dan LPG Terminal, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), SPPBE, mobil tangki dan lainnya.

Baca Juga

"Kali ini kami melakukan simulasi penanggulangan keadaan darurat di Kantor Regional Jatimbalinus. Simulasi ini kami lakukan sebagai upaya antisipasi dan kesigapan dalam menangani keadaan darurat," ujarnya.

Skenario simulasi kali ini dimulai saat kegiatan rapat internal di Lantai 1, 5 dan 6, di mana terjadi keracunan massal akibat konsumsi makanan saat rapat. Pada saat proses evakuasi, korban tiba-tiba terjadi kebakaran di lantai 6.

Proses penanganan medis dan pemadaman api kemudian dilaksanakan secara simultan terdapat korban pada saat evakuasi dan pemadaman api. Pada saat api telah dinyatakan padam, excecutive general manager mendapatkan telepon dari orang tidak dikenal yang mengaku bertanggung jawab terhadap insiden keracunan massal dan kebakaran gedung. Orang tidak dikenal tersebut juga menyampaikan bahwa telah memasang bom di lingkungan Kantor Regional Jatimbalinus.

Pertamina berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (Polsek dan Brimob Jawa Timur) untuk penanggulangan ancaman bom dan sabotase tersebut. "Simulasi seperti itu harus kami lakukan dikarenakan risiko pekerjaan di kota besar seperti Surabaya, rawan dengan kebakaran gedung bertingkat, aspek kesehatan dan juga terorisme berupa ancaman bom, sehingga kesigapan atau harus terus ditingkatkan agar upaya antisipasi bisa secara cepat dilakukan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement