Senin 13 Feb 2023 21:23 WIB

Apindo Ingatkan Pengusaha Jangan Hanya Andalkan Berkah Komoditas Mentah

Apindo meminta industri manufaktur diutamakan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Operator menjalankan mesin bubut yang sedang aktif dalam pameran Manufacturing Indonesia 2022 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Kamis (1/12/2022).  Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengingatkan kepada para pengusaha di Indonesia untuk tak sekadar mengandalkan komoditas mentah sebagai jalan utama untuk menopang bisnis dan perekonomian.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Operator menjalankan mesin bubut yang sedang aktif dalam pameran Manufacturing Indonesia 2022 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Kamis (1/12/2022). Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengingatkan kepada para pengusaha di Indonesia untuk tak sekadar mengandalkan komoditas mentah sebagai jalan utama untuk menopang bisnis dan perekonomian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengingatkan kepada para pengusaha di Indonesia untuk tak sekadar mengandalkan komoditas mentah sebagai jalan utama untuk menopang bisnis dan perekonomian. Sebaliknya, industri manufaktur yang berbasis pengolahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi harus diutamakan.

"Kita jangan selalu berharap dapat berkah (komoditas) saja. Ambil, lempar (ekspor) segala macam, tapi diproses biar ada nilai tambahnya," kata Ketua Bidang Industri Apindo, Johnny Darmawan dalam Dialog dan Launching Apindo Business and Industry Learning Center (Abilec) di Jakarta, Senin (13/2/2023).

Baca Juga

Johnny memaparkan, Indonesia sejatinya telah menjadi negara dengan basis industri manufaktur terbesar di ASEAN sejak era 2005 silam. Sektor manufaktur juga berkontribusi rata-rata sekitar 20 persen terhadap laju perekonomian nasional.

Perkembangan manufaktur juga sudah mampu menggeser commodity base menjadi manufacture base sehingga sektor manufaktur dinilai lebih produktif dan memberikan efek berantai.

"Sebagai asosiasi pelaku industri dan bisnis, Apindo bersama pemerintah bisa bersinergi untuk menjaga momentum pemulihan industri nasional," katanya.

Seperti diketahui, kinerja ekspor sepanjang 2022 mampu mencetak rekor terbesar sepanjang sejarah yakni Rp 291,9 miliar dolar AS. Nilai itu tumbuh hingga 26,07 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Namun, kenaikan nilai ekspor itu salah satunya didukung oleh kenaikan harga komoditas dunia yang menjadi andalan ekspor Indonesia. Sebut saja seperti minyak sawit hingga batu bara.

Sementara itu, laju pertumbuhan sektor industri manufaktur sepanjang 2022 tercatat sebesar 4,89 persen atau menyumbang 18,34 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional 2022 sebesar 5,31 persen.

Johnny pun mengatakan, pertumbuhan industri manufaktur masih terus mengalami pemulihan. Manufaktur juga terbukti masih konsisten menjadi kontributor terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

"Tentu ini tercapai atas kinerja para pelaku industri dan diharapkan semakin bergairah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement